Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 126

UU CIPTA KERJA HARUS DILIHAT SECARA HOLISTIK

              RANCANGAN Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja resmi disetujui DPR untuk disahkan menjadi
              Undang-Undang  Cipta  Kerja,  Senin  (5/10).  Hal  ini  pun  mengundang  pro  dan  kontra  di
              masyarakat.

              Menteri  Komunikasi  dan  Informatika  (Menkominfo)  Johnny  G  Plate  menyampaikan  UU  Cipta
              Kerja  harus  dilihat  secara  holistis  dan  luas.  Menurutnya,  jangan  sampai  masyarakat  hanya
              mengukur sepenggal dari sisi tenaga kerja ataupun pesangon.

              "UU Cipta Kerja ini menyangkut ekosistem investasi, perlindungan pemberdayaan UMKM (usaha
              mikro,  kecil,  dan  menengah)  dan  koperasi,  ketenagakerjaan,  riset  dan  inovasi,  kemudahan
              berusaha, dan sebagainya, termasuk juga sektor pos telekomunikasi dan penyiaran," ungkap
              Johnny dalam acara Prime Talk Metro TV, Selasa (6/10) malam.

              Menkominfo menyebutkan UU Cipta Kerja jadi tonggak sejarah baru hukum Indonesia. Pertama
              kali, sebuah undang-undang komperehensif lahir untuk mereformasi, sinkronisasi dan mengubah
              tidak kurang 76 undang-undang eksisting.

              Di sisi lain, UU itu bertujuan menciptakan lapangan pekerjaan dan investasi di Indonesia, baik
              investasi dalam negeri maupun investasi asing berupa foreign direct investment (FDI).

              Terkait FDI, kata Menkominfo, situasi pandemi covid-19 membuat berbagai negara berlomba
              mendapatkan investasi mengalir ke negaranya.
              "Jadi jangan sampai ruang publik kita diisi dengan disinformasi yang mengakibatkan kepercayaan
              terhadap  usaha  untuk  membangun  iklim  investasi  melalui  UU  Cipta  Kerja  justru
              mengkampanyekan kepentingan negara pesaing kita untuk menjadi negara tujuan investasi,"
              jelasnya.
              Selain itu, UU Cipta Kerja mencakup masalah pos telekomunikasi dan penyiaran. Di sektor ini,
              UU Cipta Kerja mengubah dan menambah beberapa ketentuan pada tiga undang-undang yaitu,
              UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, dan
              UU No 38 Tahun 2009 tentang Pos.

              Menkominfo menyebutkan ada 3 hal fundamental yang bakal mempengaruhi Indonesia di bidang
              teknologi informasi dan komunikasi.

              Pertama,  UU  Cipta  Kerja  telah  menembus  kebuntuan  regulasi  pada  bidang  penyiaran  yang
              belasan tahun tidak terealisasi. Antara lain, dengan terealisasinya dasar hukum migrasi penyiaran
              TV analog ke digital dan kepastian tenggat waktu analog switch off (ASO).

              Kedua, pembahasan dan pemikiran terkait migrasi TV analog ini telah berlangsung sejak 2004.
              Pembentukan Tim Nasional Migrasi TV Digital dan standar Digital Video Broadcasting Terrestrial
              (DVBT)  juga  dilakukan  pada  2007,  tapi  upaya  itu  terus  kandas  karena  gagalnya  kehadiran
              legislasi berupa Undang-Undang di bidang penyiaran.

              Ketiga,  UU  Cipta  Kerja memberikan  dasar  hukum  guna  mendukung  percepatan  transformasi
              digital dan mencegah inefisiensi pemanfaatan sumber daya terbatas seperti spektrum frekuensi
              beserta infrastruktur pasifnya.

              "Saat ini dengan menggunakan sistem analog seluruh kapasitas frekuensi 700 MHz dan sejumlah
              328 MHz digunakan untuk siaran TV. Dengan ASO akan ada penghematan (digital dividend) 112
              MHz yang dapat digunakan untuk kepentingan transformasi digital," jelas Johnny.





                                                           125
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131