Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 121

beban kerja tak sesuai upah. "Status kontrak akan sampai kapan dan gaji yang diterima nantinya
              sepadan dengan hasil kerja," katanya.
              UU Ketenagakerjaan mengatur, pekerja hanya boleh dikontrak paling lama tiga tahun (dua tahun
              dengan perpanjangan satu tahun). Batasan waktu ini tidak diatur dalam RUU Cipta Kerja. Pasal
              59 UU Ketenagakerjaan yang diadopsi dalam RUU hanya mengatur, batas waktu penyelesaian
              pekerja kontrak diatur dalam waktu yang tidak terlalu lama. Batasan jenis dan sifat pekerjaan
              serta jangka waktu perjanjian kerja diserahkan ke pemerintah untuk diatur dalam rancangan
              peraturan pemerintah.

              Sementara Raphi Aji Sunan (21) cemas akan menjadi pegawai kontrak seumur hidup setelah
              membaca poin-poin penolakan masyarakat terhadap RUU Cipta Kerja. "Saya hanya lulusan teknik
              dari sekolah menengah kejuruan. Poin-poin itu buat dengkul lemas," ucap Raphi.

              RUU Cipta Kerja menghapus Pasal 161 UU Ketenagakerjaan. Padahal, pasal ini mengatur surat
              peringatan  sebanyak  tiga  kali  sebelum  PHK.  Pasal  161-169  tentang  alasan  dan  skenario
              perusahaan melakukan PHK beserta syarat dan kompensasinya juga dihapus. Dikhawatirkan ke
              depan ada potensi PHK tanpa peringatan.

              Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia Jumisih, Selasa (6/10/2020), menuturkan,
              substansi RUU Cipta Kerja melucuti hak-hak dan perlindungan buruh secara perlahan. Dampak
              dari penerapan RUU itu terhadap taraf hidup masyarakat pekerja akan semakin signifikan di
              tengah pukulan pandemi Covid-19. "Banyak substansi yang justru melucuti kesejahteraan buruh.
              Bagaimana kita mau membuktikan klaim meningkatkan investasi dan kesejahteraan buruh kalau
              ternyata banyak hak buruh yang dirampas?" tanya Jumisih.

              Senada, menurut Direktur Eksekutif Center for Reform on Economics Mohammad Faisal, dengan
              pendekatan itu, lapangan kerja mungkin lebih banyak ter-cipta. Namun, secara jangka panjang,
              kesejahteraan buruh yang tereduksi akan mengganggu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

              "Mungkin saja pengangguran terserap, tetapi mereka dibayar dengan standar upah lebih rendah
              dan tanpa kepastian kerja. Kesejahteraan buruh tidak banyak berubah, tingkat kemiskinan juga
              tidak akan banyak berubah. Cita-cita tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) justru semakin
              sulit dicapai," kata Faisal.

              Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, mengatakan, semangat yang dibangun
              adalah  memperluas  penyediaan  lapangan  kerja  dan  meningkatkan  perlindungan  bagi  buruh,
              khususnya perlindungan untuk buruh yang mengalami PHK lewat program Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan (JKP).

              "Terlalu prematur kalau kita tergesa-gesa menyimpulkan RUU Cipta Kerja akan rentan terhadap
              PHK pekerja," kata Ida. Penyusunan rancangan peraturan pemerintah yang akan dikebut dalam
              waktu  satu  bulan  akan  menjadi  pertaruhan  berikutnya.  Be-leid  itu  akan  mengatur  sejumlah
              ketentuan krusial yang menentukan hak dan perlindungan pekerja dan masyarakat lain.

              (FRANSISKUS WISNU WARDIIANA DANY)
















                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126