Page 401 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 401

Menurutnya, selama pembahasan RUU itu DPD telah menyampaikan aspirasi daerah yang telah
              disiapkan oleh masing-masing Komite.
              "Kami  berkepentingan  untuk  menjaga  agar  tidak  terjadi  degradasi  kewenangan  pemerintah
              daerah dalam pembahasan RUU Cipta Kerja dalam 56 kali rapat Panja mulai 20 April hingga 3
              Oktober 2020," ungkap Hasan dalam keterangannya, Rabu (7/10).

              Senator asal Kalimantan Utara ini mengatakan terkait dengan substansi perubahan UU Nomor
              13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, DPD telah menyampaikan analisis substansi dalam
              daftar inventarisasi masalah (DIM) yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap norma-norma
              baru yang diusulkan dalam RUU tentang Cipta Kerja.

              DPD bahkan mengusulkan untuk kembali ke UU eksisting atau dicabut dari RUU tentang Cipta
              Kerja.

              "Penolakan DPD RI terhadap klaster UU Ketenagakerjaan juga telah disampaikan ketua PPUU
              mewakili DPD pada rapat kapoksi dengan pimpinan DPR RI," ungkap Hasan.

              Menurutnya, dalam setiap pembahasan, DPD tak pernah berhenti mendesak agar kewenangan
              daerah  tetap  diakomodasi  dalam  RUU  Cipta  Kerja.  Dia  menjelaskan  dikembalikannya
              kewenangan daerah dari draf awal merupakan bukti perjuangan DPD untuk menjaga prinsip
              otonomi daerah.

              Dia berpendapat pilihan politik desentralisasi yang mengharuskan penataan urusan di daerah
              tidak  sepenuhnya  dilaksanakan  pemerintah  pusat.  Namun,  harus  menyinergikan  dan
              mengintegrasikan pembangunan daerah dalam bingkai satu kesatuan antara pemerintah pusat
              dan pemda.

              Namun  demikian,  ungkap  Hasan,  tidak  semua  usulan  DPD  diakomodasi  sebagaimana
              disampaikan dalam pandangan mini DPD pada pengambilan keputusan pembahasan tingkat I
              RUU Cipta Kerja 3 Oktober 2020.

              Menurut  Hasan,  kesulitan  DPD  memuluskan  usulannya  untuk  diakomodasi  dalam  proses
              pembentukan RUU Cipta Kerja ini disebabkan keterbatasan kewenangan DPD.

              Dia menegaskan DPD sebagai lembaga negara seharusnya diberikan kewenangan yang cukup
              dalam pengambilan keputusan.

              Hasan mengatakan dalam Pasal 22D UU MD3, DPD hanya dapat mengajukan dan ikut membahas
              berbagai UU. Namun, kewenangan pengambilan keputusan tidak diberikan kepada DPD.

              "Jika ingin DPD lebih maksimal memperjuangkan kepentingan daerah, harusnya ada penguatan
              kewenangan DPD entah melalui revisi UU MD3 atau amendemen konstitusi," katanya.

              Lebih lanjut, Hasan mengajak semua pihak untuk menahan diri dan menghormati keputusan
              yang telah diambil.
              Adapun mengenai ketidaksetujuan sebagian masyarakat mengenai substansi Omnibus Law UU
              Cipta  Kerja  sebaiknya  disampaikan  dengan  cara  yang  baik  melalui  saluran-saluran  yang
              diperbolehkan  oleh  peraturan  perundang-undangan  serta  tetap  mengedepankan  protokol
              kesehatan.
              (boy/jpnn)  Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:.





                                                           400
   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406