Page 196 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 196

Menanggapi  hal  itu,  Plt  Gubernur  Sulawesi  Selatan  Andi  Sudirman  Sulaiman  langsung
              memerintahkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Selatan untuk menelusuri izin dan
              persyaratan keberadaan TKA tersebut sesuai aturan yang berlaku.

              "Kami  telah  memerintahkan  Kadisnaker  Provinsi  Sulsel  berkoordinasi  dengan  pihak  Imigrasi
              untuk turun ke Bantaeng memeriksa perusahaan dan TKA yang datang termasuk syarat perijinan
              dari instansi terkait dari pemerintah pusat untuk tindak lanjut sesuai ketentuan," ungkap Andi
              Sudirman, Senin 5 Juli 2021.

              Perizinan TKA selama bekerja di Indonesia, kata dia, merupakan kewenangan dari Pemerintah
              Pusat atau melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI. "Perizinan IMTA tentu dari pusat tapi kami
              daerah  wajib  mengecek  dan  kita  bisa  tindaki  perusahaan  bersangkutan  jika  tidak  mengikuti
              prosedur yang ada", katanya.

              Dirinya pun juga berkoordinasi dengan Bupati Bantaeng, Ilham Azikin. "Bupati Bantaeng juga
              sudah melakukan test PCR kepada mereka dan menunggu hasilnya. Mengingat masih kondisi
              pandemi Covid-19, jadi kita harus waspada dan tetap mengikuti prosedur untuk pencegahan,"
              jelasnya.

              Dirinya menambahkan jika hasil pemeriksaan tim disnaker di lapangan terdapat pelanggaran
              maka akan disikapi sesuai dengan aturan yang berlaku.

              "Jika  memang  memenuhi  syarat,  maka  mereka  bisa  lanjut  bekerja.  Kalau  tidak,  tentu  pihak
              migrasi yang akan melakukan deportasi. Kita akan hentikan jika ada pelanggaran," tegasnya.

              Seperti  diketahui  kedatangan  20  TKA  China  tersebut  untuk  bekerja di  PT  Huadi  Nickel  Alloy
              Indonesia yang berada di Kabupaten Bantaeng.











































                                                           195
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201