Page 16 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 AGUSTUS 2020
P. 16
JENAZAH ABK KEMBALI DILARUNG KE LAUT
ALI MANSUR
Kasus pelarungan jenazah Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang meninggal dunia di atas
kapal berbendera Cina terus teijadi. Kali ini, menimpa ABK almarhum Daroni dan Riswan yang
bekerja di atas kapal Han Rong 363 dan Han Rong 368. Dikabarkan, jenazah keduanya dibuang
ke laut pada 29 Juli 2020 silam.
Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto menyatakan, pihak keluarga
almarhum mendapat informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), perusahaan, dan
perwakilan dari Kemenhub melalui video call pada Rabu (29/7) malam terkait kedua ABK yang
telah dilarung ke laut.
"Keesokan harinya, pihak keluarga menginformasikan ke SBMI Tegal yang sejak awal telah
mendapat kuasa dari pihak keluarga untuk mengurus pemulangan jenazah keduanya," kata
Hariyanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/8).
Menurut dia, SBMI Tegal sebelumnya mendapat informasi bahwa sebelum pelarungan itu pihak
Kemenlu mendatangi keluarga Riswan di Sulawesi. Mereka menyodorkan empat surat yang
terdiri dari surat persetujuan keluarga untuk pelarungan, kremasi, autopsi, dan surat
pemulangan jenazah. Dari empat surat tersebut, tidak ada satu pun yang ditandatangani
keluarga Riswan. "Pihak keluarga tetap bersikukuh agar jenazah dipulangkan berikut hak-hak
almarhum," kata Hariyanto.
Berdasarkan data pengaduan kasus yang diterima DPC SBMI Tegal, Daroni yang diberangkatkan
PT Puncak Jaya Samudera meninggal dunia di atas kapal Han Rong 363 pada 19 Mei 2020 karena
sakit tanpa ada kejelasan apa penyakit yang dideritanya. Sementara, Riswan yang
diberangkatkan PT Mega Pratama Samudera meninggal dunia di atas kapal Han Rong 368 pada
22 Juni 2020 dengan kondisi badan membengkak dan bintik-bintik serta dari mulutnya keluar
cairan berwarna putih keabuan.
"Dengan didampingi DPC SBMI Tegal, pada 30 Mei 2020 pihak keluarga telah mengirim surat ke
Kementerian Luar Negeri agar membantu proses pemulangan jenazah ke Indonesia. SBMI benar-
benar kecewa (dengan pelarungan)," kata Hariyanto.
Terkait kasus terharu tersebut, data Kemenlu mencatat, ada empat ABK WNI yang tewas di atas
dua kapal berbendera Cina tersebut. Selain ABK Daroni dan Riswan, ada juga ABK AS danAW
yang sekapal dengan Riswan. Peristiwa ke matian empat ABK tersebut terjadi selama Mei dan
Juni.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha mengatakan, sejak menerima
informasi kema-tian tersebut, Kemenlu beserta perwakilan RI yang ada di Colombo, Singapura,
Beijing, dan Guangzhou telah menyampaikan kepada pemilik kapal dan pihak terkait lainnya agar
mengupayakan pemulangan jenazah mereka ke Indonesia. Namun, Kemenlu memperoleh
informasi, kapten kapal telah melarung keempat jenazah pada .Juli 2020 di Samudra Hindia dan
di Laut Cina Selatan.
"Kami sangat prihatin atas keputusan pelarungan tersebut, meskipun praktik pelarungan
dimungkinkan dalam dunia kemaritiman, tetapi praktik pelarungan merupakan pilihan terakhir
ketika seluruh opsi pemulangan jenazah sudah tidak bisa dilakukan," kata Judha pada Kamis
(30/7), pekan lalu. antaraed: ilham tirta
14