Page 13 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 AGUSTUS 2020
P. 13

Arifin menyampaikan, terdapat 60 tempat hiburan yang turut diberikan sanksi karena melanggar
              pembatasan  sosial  berskala  besar  (PSBB)  transisi.  Dia  merinci,  sebanyak  28  tempat  hiburan
              disanksi berupa penyegelan, 24 tempat hiburan dikenakan denda, dan delapan tempat hiburan
              diberi teguran tertulis.

              "Kegiatan sosial budaya lebih banyak dikenakan (sanksi) pada tempat industri pariwisata yang
              memang sampai saat ini belum boleh beroperasi sehingga kami tindak karena coba melakukan
              kegiatan," kata Arifin dalam webinar melalui Zoom di Jakarta pada Rabu (5/8).

              Arifin menuturkan, hingga kini, Satpol PP terus melakukan pengawasan terhadap tempat hiburan
              di Jakarta yang nekat beroperasi se-

              lama  masa  PSBB  transisi.  Di  sisi  lain,  dia  tidak  memungkiri,  masyarakat  juga  masih  sering
              melanggar aturan PSBB yang telah ditetapkan. Salah satu yang kerap ditemukan petugas di
              lapangan adalah tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar.

              Dia menyampaikan, dalam periode yang sama, tercatat sebanyak 62.198 orang dikenakan sanksi
              karena tidak menggunakan masker. Dari jumlah tersebut, terdapat 6.811 orang memilih sanksi
              denda membayar uang dan sebanyak 55.387 pelanggar mendapat sanksi kerja sosial berupa
              menyapu  jalanan.  Menurut  Arifin,  angka  pelanggar  menunjukkan  masih  rendahnya  tingkat
              kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
              "Kita tidak merasa bangga bisa menindak banyak orang, kita berharap setiap kita operasi, jumlah
              orang yang tertindak semakin sedikit, itu jadi tola k ukur kita," ujar Arifin.

              Dia  mengingatkan  masyarakat  agar  tidak  mencaci  atau  membenci  petugas  Satpol  PP  saat
              menasihati  maupun  menindak  para  pelanggar  PSBB.  Arifin  menegaskan,  petugas  hanya
              berupaya melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19. Dia berharap, sanksi yang diberikan
              kepada para pelanggar dapat memberikan efek jera. Sehingga, tingkat kepatuhan dan kesadaran
              masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin meningkat.
              "Warga lebih takut Satpol PP dari Covid-19? Ini keliru. Kita tidak mau Satpol PP ditakuti, tapi
              masyarakat utamanya mengikuti protokol Covid-19," ujar Arifin menegaskan.

              Ditutup

              Sementara, Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans dan Energi) DKI
              mencatat, ada temuan 29 klaster perkantoran yang turut menyumbang kasus Covid-19 di Ibu
              Kota kembali tinggi. Kepala Disnakertrans dan Energi DIQ, Andri Yansyah, mengatakan, pihaknya
              menindak tiga perkantoran dari total 29 perkantor yang menjadi klaster penularan Covid-19.

              Dia menyebut, tiga kantor itu ketahuan melanggar peraturan PSBB lantaran pegawainya masuk
              seperti dalam kondisi normal. Saat ini, tiga perkantoran itu ditutup untuk dilakukan sterilisasi
              dengan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan. Meski begitu, Andri tidak menjelaskan
              nama perkantoran itu.

              "Memang  ada  29  perkantoran  yang  diakumulasikan  data  Covid-19.  Di  antara  26,  ada  tiga
              melanggar protokol karena dia tidak mematuhi SK Kadisnaker Nomor 1477 tentang protokol dan
              pengendalian Covid-19 di perkantoran atau tempat kerja pada masa PSBB transisi," kata Andri
              di Jakarta Pusat, Rabu.

              Andri menyampaikan, pihaknya berulang kali mengingatkan agar manajemen kantor mengatur
              sistem  kerja  karyawan.  Aturan  yang  sudah  disosialisasikan,  pertama  mencakup  pembatasan
              karyawan yang masuk kerja. Dan kedua, hanya 50 persen karyawan yang dibolehkan beraktivitas
              di kantor. Sayangnya, sambung dia, setelah dilakukan penyelidikan akibat ditemukannya klaster
              perkantoran di 29 lokasi, didapati tiga kantor tidak menerapkan ketentuan yang berlaku.

                                                           11
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18