Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 100

Ringkasan

              Jika Rugikan Buruh, Bawa UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi di masyarakat, beredar 12
              alasan buruh menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Dua belas poin tersebut ternyata tidak
              benar. Berikut ini kita kupas satu persatu beserta pasal dan fakta yang sebenarnya agar semua
              jelas!



              JANGAN BURU-BURU DEMO
              Jika Rugikan Buruh, Bawa UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi Di masyarakat, beredar 12
              alasan buruh menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Dua belas poin tersebut ternyata tidak
              benar. Berikut ini kita kupas satu persatu beserta pasal dan fakta yang sebenarnya agar semua
              jelas!
              KALAU bisa buruh jangan demo dulu. Terkait penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang baru
              disahkan. Lebih baik pelajari dulu isinya. Sampaikan ke pemerintah agar dievaluasi. Jika tetap
              ada yang merugikan kaum buruh dan melanggar Konstitusi, lebih baik dibawa saja ke Mahkamah
              Konstitusi (MK).

              Demo  hanya  merugikan  buruh  sendiri.  Pertama,  alasan  COVID-19.  Berkerumun  berpotensi
              terjadi  penularan  Virus  Corona,  Ujung-ujungnya  keluarga  nanti  yang  jadi  korban.  Lagi  pula
              Kepolisian Republik Indonesia akan terus menghentikan izin berunjuk rasa selama masa pandemi
              ini:

              Demi  mencegah  penyebaran  COVID-19  melalui  kluster  demonstrasi.  Kedua,  para  buruh
              berpotensi dipecat karena meninggalkan hak dan kewajibannya.

              Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyarankan
              kepada serikat buruh agar melakukan uji materi (judicial review) apabila merasa keberatan atas
              poin-poin dalam Undang-undang Cipta Kerja yang baru disahkan DPR RI.

              "(Saran kami) konsolidasi saja, ajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi atau MK dan saat
              ini kalau unjuk rasa izinnya tidak dikeluarkan oleh polisi, dan Undang-Undang sudah ditetapkan
              oleh DPR," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Taufik Garsadi,
              ketika dihubungi melalui telepon oleh wartawan di Bandung, Selasa (6/io).

              Selain  itu,  lanjut  Taufik,  pihaknya  juga  meminta  kepada  serikat  buruh  untuk  melakukan
              konsolidasi internal dan tidak menggelar aksi mogok kerja serta unjuk rasa terkait disahkannya
              UU  Cipta  Kerja.  Dia  mengatakan  langkah  judicial  review  lebih  tepat  dan  elok  dibanding
              melakukan mogok kerja dan unjuk rasa di lapangan yang memiliki risiko lebih besar, terlebih
              saat ini dalam masa pandemi COVID-19.
              Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil (Emil) juga menyarankan agar UU Cipta Kerja yang
              baru  disahkan  diterima  terlebih  dahulu."Saran  saya,  kita terima  dulu,  nanti  dievaluasi  dalam
              setahun  dua  tahun  apakah  pelaksanaannya  mense-jahterakan  semua  .orang  mengadilkan
              ekonomi. Kalau kurang kita revisi, evaluasi kalau baik ya kita teruskan," kata Emil di Bandung,
              Selasa (6/10).

              Dengan  sudah  disahkannya  UU  Cipta  Kerja,  kata  Emil,  maka  dirinya  mengajak  semua  pihak
              memonitor sisi positifnya karena mungkin ada dampak-dampak negatifnya.
              "Pada  dasarnya  kita  harus  jangan  kaku,  yang  namanya  hal  seperti  ini  pasti  ada  dinamika,
              responsnya juga belum tentu berhasil juga belum tentu gagal tergantung situasi," kata dia.



                                                           99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105