Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JULI 2021
P. 88

“Sementara  bagi  perusahaan  yang  tidak  mampu,  pemerintah  daerah  dan  pusat  wajib
              memberikan  bantuan  untuk  menyediakan  alat  untuk  memenuhi  protokol  kesehatan  secara
              gratis,” lanjutnya.

              Kedua,  fakta  di  lapangan,  angka  kematian  dan  penderita  Covid-19  di  klaster  buruh  dan
              keluarganya terus meningkat. Hal ini menjadi persoalan mendasar, akan mendahulukan aspek
              kesehatan atau ekonomi.

              Menurut  Said  Iqbal,  biasanya  ketika  buruh  diketahui  terpapar  Covid-19  di  lingkungan
              perusahaan, buruh cenderung diminta melakukan isolasi mandiri di rumah. Mereka tidak melapor
              ke Satgas setempat. Karena jika ini dilakukan, akan dilakukan penutupan sementara perusahaan
              selama 10 sampai 14 hari.

              “Perusahaan keberatan dengan dilakukan penutupan sementara,” ujarnya.

              Supaya  tidak  tutup,  perusahaan  yang  buruhnya  terpapar  Covid-19  cenderung  tidak  mau
              mengumumkan. Akibatnya, buruh yang melakukan isolasi mandiri di rumah menularkan kepada
              keluarga. Inilah yang menjelaskan klaster pabrik sekarang merambah ke klaster keluarga.

              Dalam sebulan ini, kata Said Iqbal, dari laporan yang diterima KSPI, di wilayah Jabodetabek saja
              setidaknya 15 orang buruh meninggal dunia.

              “Kami  meminta  agar  buruh  yang  terpapar  Covid-19  dan  harus  melakukan  isolasi  mandiri,
              perusahaan dan pemerintah memberikan obat-obatan dan perawatan yang secukupnya secara
              gratis,” katanya.

              Ketiga, KSPI meminta pemerintah dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja, Menko Perekonomian,
              dan  Menteri  Perindustrian  untuk  memastikan  berlakukan  PPKM  tidak  menyebabkan  buruh
              dirumahkan kemuadian dipotong gaji dan terlebih lagi jangan sampai ada ledakan PHK.
              “Harus disadari, tidak hanya dampak kesehatan yang kita hadapi. Tetapi juga akibat negatifnya
              bisa berdampak pada ekonomi,” katanya.

              Berkaca  pada  awal  terjadinya  pandemi,  banyak  buruh  yang  dirumahkan  dan  kemudian
              kehilangan pekerjaan.

              Akibatnya,  daya  beli  buruh  akan  turun,  yang  berdampak  pada  menurunnya  konsumsi.
              Menurunnya  konsumsi  akan  berakibat  pada  pertumbuhan  ekonomi  yang  negatif.  Jika  ini
              terjadi,resesi akan semakin panjang.

              “Kami meminta bantuan subsidi upah dilanjukan kembali. Bagi perusahaan yang mampu, harus
              membayar upah secara penuh dan tidak dipotong. Kalau kemudian terjadi PHK, kami meminta
              pengusaha  membayar  pesangon  tidak  menggunakan  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja,  tetapi
              menggunakan aturan lama seperti yang diatur dalam PKB atau UU No 13 Tahun 2003,” katanya.

              Menurutnya, bukan tidak mungkin PPKM darurat ini akan berdampak PHK besar-besar seperti
              kasus Giant. Terutama terhadap perusahaan retail, logistik, perhotelan, transportasi, makanan,
              tekstil, komponen elektronik, hingga komponen otomotif.

              Keempat, dia mengemukakan, omnibus law bukan jawaban terhadap ancaman ledakan PHK di
              tengah pandemi yang kian meningkat. Karena itu, pihaknya meminta agar omnibus law UU Cipta
              Kerja segera dicabut.

              “Kami  bersama  pemerintah  siap  berjibaku  untuk  menurunkan  Covid-19  mendukung  langkah
              pemerintah  memberlakukan  PPKB  darurat  dengan  mempertimbangkan  efek  kesehatan  dan
              ekonomi,” ujarnya.


                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93