Page 10 - MPOWER Volume 1 - 2023
P. 10

LAPORAN UTAMA



                      ERNIAT mengubah nasib lantaran  tuntutan
                      kebutuhan hidup, para wanita asal  Indonesia
                      nekat mengadu nasib ke negeri Jiran. Apa da-
               Bya, kenekatan itu dibarengi dengan  tanpa me-
               ngantongi dokumen resmi.
                  Bagi keluarganya di kampung halaman, mungkin me-
               reka dikenal sebagai pahlawan devisa yang akan pulang
               membawa rejeki untuk mengubah ekonomi keluarga.
                  Akan tetapi, di mata hukum, mereka adalah Pekerja
               Migran Indonesia yang nonprosedural. Karena itu, me-
               reka pun rentan tertangkap kala aparat penegak hukum
                 Malaysia melakukan razia  terhadap Pekerja Migran
                 Indonesia nonprosedural.
                  Kompleksnya  permasalahan  Pekerja  Migran
                 Indonesia nonprosedural  tidak hanya merepotkan
               aparat pe negak hukum. Para pengambil kebijakan ne-
               gara-negara ASEAN dituntut membuat kebijakan yang
               menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) Pekerja Migran.
                  Namun yang lebih terpenting adalah, bagaimana ke-
               bijakan masing-masing negara, agar dapat mencegah
               kenekatan Pekerja Migran Indonesia nonprosedural.
                  Menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah  mengatakan
               bahwa KTT ke-42 ASEAN Tahun 2023 telah  menghasil-
               kan beberapa kesepakatan penting dan komitmen ber-
               sama mengenai upaya memaksimalkan pelindungan
               pekerja migran.
                  ”Salah satu kesepakatan  yang berhasil dirumus-
               kan adalah pemaksimalan pelindungan  pekerja mi-
               gran dalam situasi krisis,” katanya.
                  Keputusan itu dituangkan dalam Deklarasi Pelin-
               dungan Nelayan Migran, yang disahkan oleh para pe-
               mimpin pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa
               Tenggara Timur.
                   ”(Kami) menyadari bahwa penangkapan ikan adalah
               sektor yang sulit dijangkau dan bisa menjadi pekerjaan
               yang berbahaya yang memperburuk kerentanan nela-
               yan migran terhadap risiko pekerjaan yang semakin ti-
               dak layak,” kata mereka.
                  Pengesahan  deklarasi  itu  sangat  penting  karena
               banyak awak kapal perikanan migran dilaporkan meng-
               alami eksploitasi, perbudakan modern, bahkan menjadi
               korban perdagangan manusia.
                  Seluruh anggota  ASEAN juga melakukan deklarasi   migran dalam hal informasi  yang relevan dan  waktu
               dan sepakat melindungi pekerja migran dan anggota   dalam masa krisis. ”Kami mendeklarasikan mendukung
               keluarganya  yang berada dalam kondisi bahaya dan   akses  dalam  bidang  hukum, mekanisme  penanganan
               mengancam atau krisis. Hal itu disampaikan dalam   dan bantuan bagi seluruh pekerja migran yang terdam-
               deklarasi para pemimpin negara anggota ASEAN dalam   pak krisis, termasuk memfasilitasi keamanan, layanan
               Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 yang diseleng-  kesehatan, dukungan psikososial, perlindungan sosial,”
               garakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat,   lanjut isi deklarasi itu.
               Provinsi Nusa  Tenggara  Timur,  yang disepakati pada   Dalam deklarasi itu juga disebutkan seluruh negara
                 Rabu (10/5). Dalam deklarasi itu disebutkan, pelin-  anggota  ASEAN siap memperkuat hubungan bilateral
               dungan terhadap pekerja migran adalah bagian tak ter-  dan multilateral dalam hal koordinasi antara negara
               pisahkan dari hak asasi manusia dan hal mendasar dari   asal, negara yang disinggahi, dan negara tujuan dalam
               prinsip  kemerdekaan, seperti  yang  tercantum dalam   memberikan  bantuan dan  perlindungan  bagi  pekerja
               Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN.              migran dan keluarganya. Selain itu, seluruh negara
                  ”Kami mengadaptasi kebijakan untuk menyertakan   anggota ASEAN juga berjanji memperkuat kerja sama
               bantuan bagi pekerja migran di seluruh lini pekerjaan   untuk saling memberikan bantuan bagi pekerja migran
               dalam hal persiapan menghadapi situasi krisis, respons,   yang mengalami krisis di luar wilayah ASEAN. Negara
               dan pemulihan bagi kebutuhan  yang sangat spesifik   anggota  ASEAN juga menyatakan siap meningkatkan
               dari para pekerja migran, khususnya perempuan, dan   kapasitas dan sumber daya di setiap kedutaan besar
               keluarganya dalam kondisi krisis,” ujarnya.     dan kantor konsulat untuk membantu memberikan pe-
                  Dalam deklarasi itu disebutkan seluruh negara ang-  lindungan bagi pekerja migran dari Asia Tenggara yang
               gota  ASEAN akan memfasilitasi akses bagi pekerja   mengalami krisis di luar kawasan.


               10  MPOWER Edisi semester I-2023
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15