Page 41 - MPOWER Volume 1 - 2023
P. 41
ness Index (GTCI) tahun 2022 menyebutkan, performa dan di Jawa sebanyak 1.512. Ketidakmerataan tersebut
negara anggota ASEAN dalam daya saing talenta nya pada gilirannya akan mempersulit upaya pemerintah
dari 133 negara di dunia, menunjukkan gap di antara untuk mendorong peningkatan daya saing tenaga kerja.
SDM anggotanya. Selanjutnya, kesenjangan kemampuan tenaga kerja
Brunei Darussalam berada di urutan ke-41, Indonesia dalam hal inovasi, difusi, dan pemanfaatan
Malaysia ke-45, Vietnam ke-74, Thailand ke-75, pengetahuan, diantara negara ASEAN perlu diatasi me-
Filipina ke-80, Indonesia ke-82, Laos ke-99, dan lalui pembuatan kebijakan dan juga realisasi program-
Kamboja ke-103. program percepatan. l
Kondisi ini tentu menjadi pembuka kesadar-
an bahwa ketimpangan performa daya saing di
tingkat Asia Tenggara sendiri tidak bisa dielak- Foto:
kan. Di tengah tantangan tersebut, peluang untuk Dok. Pribadi
mengupayakan peningkatan daya saing tenaga
kerja Indonesia juga menanti di depan mata.
Di tahun 2022, populasi ASEAN mencapai 668,6
juta jiwa atau setara 8,34 persen populasi dunia
dan 68 persen penduduk di enam negara dengan
pertumbuhan ekonomi terbesar, yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam,
yang merupakan usia produktif (15-64 tahun) yang
menjadi modal pembangunan.
Tantangan untuk meningkatkan keahlian dan
produktivitas tenaga kerja menjadi pekerjaan bersama
bagi pemerintah, tenaga kerja, dan para stakeholder
di antara kenaikan laju pertumbuhan penduduk usia
produktif. Keterlibatan pihak swasta pun menjadi ba-
gian yang tidak bisa ditiadakan dari proses implemen-
tasi program-program peningkatan daya saing tenaga
kerja.
Untuk itu, perbaikan sistem pendidikan dan pro-
gram-program peningkatan keterampilan, serta inte-
grasi perekonomian nasional dengan perekonomian
global penting dilakukan. Perbaikan sistem pendidikan
akan mewujudkan transfer pengetahuan dan kete-
rampilan untuk meningkatkan mobilitas tenaga kerja
Indonesia terampil dan kompeten.
Termasuk program magang yang saat ini sudah se-
cara semarak diimplementasikan baik di pendidikan
menengah maupun pendidikan tinggi. Meski begitu, op-
timalisasi program magang tetap diperlukan terutama
dalam praktiknya agar tidak terjadi salah penempatan
bidang bagi pemagang ataupun ketidaksesuaian lulus-
an pendidikan dengan kebutuhan industri (mismatch).
Di sisi lain, angka penempatan pekerja migran
Indonesia mengalami lonjakan drastis pada tahun
2022, perlu disambut dengan strategi jangka panjang
dan menengah. Dalam tiga bulan (Januari-Maret), ter-
catat penempatan 10.847 Pekerja Migran Indonesia di
lebih dari 25 negara dan sebanyak 6.394 di antaranya
merupakan perempuan.
Karenanya, kebijakan dan penyebaran serta peman-
faatan teknologi (adoption and diffusion of techno logy)
menjadi salah satu faktor yang patut mendapatkan
perhatian bagi pengambil keputusan. Dalam upaya
tersebut, isu ketidakmerataan jumlah dan kualifikasi
SDM di Indonesia juga perlu diberikan solusi yang stra-
tegis dan nyata.
Ketidakmerataan dalam akses pendidikan, teknolo-
gi, dan hal lainnya menjadi faktor yang mengemuka
untuk diberikan penyelesaian. Ketidakmerataan dalam
hal peningkatan kompetensi terlihat pada persebaran
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) antardaerah yang
timpang seperti di Papua dan Maluku sebanyak 22 LSP
41
MPOWER Edisi Semester I-2023
MPO WER Edisi Semester I-20 23 41