Page 215 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 215

UMKM MASIH KESULITAN MASUK KE SISTEM INFORMASI PASAR KERJA

              JAKARTA,  -  Deputi  IV  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Rudy  Salahudin
              mengatakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih kesulitan untuk masuk ke sistem
              informasi pasar kerja. Padahal struktur usaha di Indonesia sebagian besar diisi oleh UMKM.

              "Tidak mudah mendorong UMKM untuk masuk ke sistem informasi pasar kerja walaupun mereka
              sebenarnya butuh untuk merekrut karyawan. Misalnya warung-warung yang ada di pinggir jalan.
              Idealnya bisa kita masukan ke sistem informasi pasar kerja," ucap Rudy, dalam seminar daring
              bertajuk Strategi Pengembangna Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional pada Selasa (6/7).

              Rudy mengatakan untuk ke depannya sistem informasi pasar kerja diharapkan bisa merangkul
              semua pihak baik pelaku usaha formal maupun non formal. Untuk usaha menengah dan besar
              mungkin tidak terlalu sulit namun usaha mikro dinilai masih kesulitan untuk masuk ke sistem
              informasi pasar kerja.

              Menurut  Rudy,  Indonesia  memiliki jumlah  wirausaha  yang besar. Lulusan  dari pelatihan  dan
              pendidikan formal kita tidak semuanya bisa masuk ke pasar kerja. Banyak juga yang menjadi
              wirausaha.

              "Mereka juga butuh sistem informasi pasar kerja untuk merekrut karyawan apabila mereka mau
              memulai  usaha.  Ini  yang  harus  kita  siapkan  dalam  mengembangkan  sistem  informasi  pasar
              kerja," ucap Rudy.

              Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan seluruh pemangku
              kepentingan (stakeholder) dalam sistem harus sistem informasi pasar kerja harus bersinergi.
              Dari  angkatan  kerja  yang  akan  melihat  pekerjaan  yang  tersedia  dan  kompetensi  yang
              dibutuhkan. Bisa informasi pelatihan, informasi terkait sertifikasi dan penempatan pekerja.

              "Oleh karena itu bukan angkatan kerja pun bisa mengakses, karena dia ingin tahu, ketika dia
              masuk angkatan kerja at least bisa memiliki gambaran terkait masa depan," ucap Anwar dalam
              kesempatan yang sama.

              Dari sisi dunia usaha juga bisa melihat talenta apa yang diperlukan untuk mereka. Kemudian
              pembuat  kebijakan,  peneliti,  akademisi,  dan  praktisi  juga  perlu  mengakses  sistem  informasi
              pasar kerja. Anwar mengatakan ada empat fungsi sistem informasi pasar kerja. Pertama yaitu
              job  matching  dalam  artian  memadukan  permintaan  dan  penawaran  dalam  ekosistem
              ketenagakerjaan.  Kedua  yaitu  memberikan  bimbingan  karir  dan  keterampilan.  Ketiga  yaitu
              dengan adanya sistem informasi pasar kerja ini pemerintah bisa memberikan dukungan untuk
              sektor ketenagakerjaan.

              "Pemerintah  memegang  beberapa  aspek  regulasi,  dukungan  untuk  menciptakan  kondisi
              ketenagakerjaan yang baik. Misalnya memberikan pelatihan yang dibutuhkan," kata Anwar.

              Keempat  yaitu  memberikan  analisis  dan  informasi  pasar  kerja.  Khususnya  memberikan
              gambaran pekerjaan apa yang masih dibutuhkan, dan pekerjaan apa saja yang mungkin akan
              hilang. Jangan sampai masyarakat tidak menyadari adanya jenis pekerjaan yang sudah hilang.

              "Ini  sesuatu  yang  harus  kita  berikan  analisis,  dan  ini  akan  bisa  memberikan  masukan  ke
              pengambil keputusan agar keputusan yang bisa diambil benar-benar sesuai," ucapnya.

              Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).





                                                           214
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220