Page 227 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JULI 2021
P. 227

Padahal dalam aturan PPKM Darurat disebutkan, hanya sektor esensial dan kritikal yang boleh
              melaksanakan sebesar 50%.
              Direskrimum,  Kombes  Pol  Tubagus  Ade  Hidayat  mengatakan,  saat  ini  timnya  bekerja  sama
              dengan Satpol PP dan Disnaker mulai memburu kantor-kantor yang masuk buka dan melanggar
              ketentuan. Termasuk mereka yang masih memaksa pegawai untuk kerja di kantor.

              "Kami bertiga dari Direktorat Kriminal Umum, kemudian dari Satpol PP, dan dari Dinas Tenaga
              Kerja DKI, tujuannya adalah ingin menjamin bahwa ketentuan yang tertera di dalam pelaksanaan
              PPKM Darurat itu terlaksana dengan baik," ujar Tubagus dalam keterangannya, Selasa (6/7).

              Menurutnya, yang menjadi latar belakang terjadinya penumpukan di beberapa titik penyekatan
              adalah  masih  adanya  kantor-kantor  yang  bukan  kritikal  dan  esensial  yang  mempekerjakan
              karyawannya.

              "Kalau  kantor-kantor  ini  memang  melakukan  sesuai  ketetapan  dari  PPKM  Darurat,  maka
              insyaallah  orang-orang  tidak  akan  terlalu  banyak  masuk  ke  Jakarta  dan  pelaksanaan  PPKM
              Darurat ini terselenggara dengan baik," ungkapnya.

              Tubagus  menjelaskan  dari  hasil  koordinasi  dengan  Disnaker  dan  Satpol  PP  akan  melakukan
              penyidikan  karena  masih  adanya  laporan  dari karyawan  yang  memang masih  dipaksa  untuk
              bekerja  ke  kantor  "Hari  ini,  dengan  kewenangan  yang  ada,  kewenangan  penyidikan  ada  di
              Direktorat Reserse. Kemudian nanti dari perda ada Satpol PP. Bagaimana mekanisme pengatur
              tenaga kerja ada Pak Kadisnaker," jelasnya.

              "Intinya kita bertiga saat ini untuk menjamin bahwa pelaksanaan PPKM dapat terselenggara
              dengan baik," tutupnya.










































                                                           226
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232