Page 391 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 391

PEKERJA LINTING DAN PETANI TEMBAKAU MINTA PERLINDUNGAN PEMERINTAH

              Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) dan Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau
              Makanan  Minuman  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (FSP  RTMM  SPSI),  meminta  agar
              pemerintah mempertimbangkan rencana kenaikan cukai tembakau pada 2021. Sementara, untuk
              kenaikan cukai pada rokok mesin disesuaikan dengan angka inflasi alias satu digit saja.

              Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo berharap, pemerintah
              memberikan  perlindungan  kepada  pekerja  linting  dan  petani  tembakau  sektor  sigaret  kretek
              tangan (SKT).

              "Kami  berharap  Presiden  Joko  Widodo  dan  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  memberikan
              perlindungan  kepada  SKT  demi  kelangsungan  hidup  pekerja  linting  dan  petani  tembakau,
              caranya dengan tidak menaikkan tarif cukai SKT," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (3/11).

              Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, pada 2019 serapan tenaga kerja IHT mencapai
              4,28 juta pekerja di industri manufaktur dan distribusinya serta 1,7 juta pekerja di perkebunan
              tembakau. "Di antara serapan tenaga kerja tersebut, sebagian besar bekerja sebagai buruh di
              sektor SKT. Adapun, pekerja di sektor SKT didominasi oleh perempuan sebagai buruh linting,"
              ucapnya.

              Budidoyo mengungkapkan, jika melihat dari kondisi IHT yang tengah terpuruk akibat pandemi
              dan kenaikan cukai tahun ini, menyebabkan serapan tembakau dan cengkih menurun drastis.
              "Turunnya  produksi  dan  penjualan  rokok  ini,  turut  berdampak  buruk  pada  kesejahteraan
              masyarakat petani tembakau dan cengkih serta pekerja linting rokok," katanya.

              Ia menyebut, penurunan produksi memicu pengurangan serapan tembakau sebesar 50 ribu ton
              dari 50 ribu hektare lahan pertanian tembakau. Apalagi, sektor SKT menggunakan lebih banyak
              tembakau dan cengkih sebagai bahan baku dibandingkan rokok mesin. Jika SKT dibebani dengan
              kenaikan cukai, kemiskinan di daerah sentra industri tembakau pasti terjadi.
              Sementara  itu,  Ketua  Umum  Federasi  Serikat  Pekerja  Rokok  Tembakau  Makanan  Minuman
              Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (FSP  RTMM)  Sudarto,  juga  meminta  pemerintah  untuk
              melindungi buruh atau pekerja di industri IHT dari kenaikan cukai tembakau.

              "Banyak buruh yang merupakan anggota FSP RTMM yang telah kehilangan pekerjaan akibat
              banyak  pabrik  rokok  yang  ditutup.  Sehingga,  pihaknya  meminta  pemerintah  lebih
              memperhatikan  nasib  para  buruh  rokok  yang  kebanyakan  memiliki  pendidikan  rendah  dan
              keterampilan yang terbatas itu," tutupnya.

              Saksikan video menarik berikut ini: Editor : Kuswandi Reporter : Romys Binekasri .






















                                                           390
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396