Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 121
Surabaya, (afederasi.com) - Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, dr Benyamin Kristianto
menyatakan bahwasanya perusahaan yang masih bertahan dan berkembang dalam segi
pendapatan, harus memberikan THR kepada para buruh. Hal ini ia sampaikan usai menggelar
hearing bersama dengan perwakilan buruh FSPMI, BPJS dan Dinas Ketenagakerjaan di Komisi E
DPRD Jatim, Senin (26/4/2021).
"Dalam pembahasan, yang pertama soal beberapa perusahaan yang harus melibatkan para
karyawan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan sesuai dengan aturan dari pemerintah.
Kedua, dalam hearing itu perusahaan juga harus memberikan THR bagi karyawan," ungkap
Benyamin saat diwawancarai di ruangannya.
Benyamin mengungkapkan, perwakilan buruh menanyakan bagiamana jika perusahaan sudah
berdiri bertahun-tahun namun belum juga melibatkan karyawannya dalam BPJS. Ia menyatakan,
DPRD Jatim meminta kepada Dinas Ketenagakerjaan untuk menyodorkan data-data perusahaan
di Jatim.
"Karena dalam hal ini kita mesti obyektif. Kita juga tidak bisa terus menekan perusahaan. Karena
itu, kami mendorong juga Dinas Ketenagakerjaan supaya bisa memilah mana perusahaan yang
notabene survive dan bahkan maju di tengah pandemi ini," ujarnya.
Menurutnya, apabila perusahaan tersebut termasuk besar dan mampu bertahan, maka harus
dilibatkan dalam dua hal utama tadi, yakni BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan serta THR
untuk lebaran tahun 2021.
"Tahun 2016 kemarin, kita pernah membuat suatu Perda Unit Reaksi Cepat (URC) karena kita
tahu kawasan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Keternagakerjaan Provinsi Jatim," kata
Benyamin.
Kendati demikian, dirinya berharap Dinas Ketenagakerjaan bersama dengan Gubernur Jatim
untuk membuat URC sesuai dengan aturan Perda Nomor 8 tahun 2016. Dalam URC sendiri,
lanjutnya, terdiri dari dari Dinas Ketenagakerjaan, para serikat kerja dan wakil rakyat.
"Sebentar lagi kan Mayday, semoga URC ini bisa lebih obyektif karena mewakilkan lebih dari satu
komponen. Dengan begitu, kebijakan yang ditetapkan dan keputusan yang diambil bisa lebih
sempurna," pungkas Benjamin. (dwd).
120