Page 643 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 643

JANGAN LUPA YA BOS! THR WAJIB DIBAYARKAN H-7 LEBARAN

              JAKARTA,  Pekerja  dengan  status  outsourcing  (alih  daya),  kontrak  (Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu/PKWT), hingga pekerja tetap (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu/PKWTT) berhak
              menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran. Para bos jangan lupa siapin, ya.

              Pembayaran  THR  Lebaran  itu  sesuai  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang
              Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Pada
              prinsipnya,  aturan  itu  mewajibkan  pengusaha  memberi  THR  secara  penuh  kepada
              pekerja/buruhnya pada H-7 Lebaran.

              "THR Keagamaan wajib diberikan dalam bentuk uang rupiah dan paling lambat 7 hari sebelum
              hari raya keagamaan," kata Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker, Indah Anggoro Putri dalam keterangan tertulis dikutip dari
              detikcom, Senin (26/4/2021).

              Putri menjelaskan ada tiga jenis pekerja/buruh yang berhak memperoleh THR Lebaran. Pertama,
              pekerja/buruh berdasarkan PKWT atau PKWTT yang memiliki masa kerja 1 bulan secara menerus
              atau lebih. Kedua, pekerja/buruh berdasarkan PKWTT yang mengalami PHK oleh pengusaha
              terhitung sejak H-30 hari sebelum hari raya keagamaan.

              Ketiga, pekerja/buruh yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, apabila
              dari perusahaan lama belum mendapatkan THR.

              "THR wajib dibayar penuh dan tepat waktu. Dalam pembayaran THR tidak ada perbedaan status
              kerja. Para pekerja outsourcing maupun pekerja kontrak, asalkan telah bekerja selama 1 bulan
              atau lebih dan masih memiliki hubungan kerja pada saat hari keagamaan berlangsung, maka
              berhak mendapatkan THR juga," ujarnya.

              Ketentuan  besarnya  THR  berdasarkan  peraturan  THR  Lebaran  adalah  1  bulan  upah  untuk
              pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih.

              Sedangkan pekerja/buruh yang masa kerjanya 1 bulan secara terus-menerus sampai dengan
              kurang dari 12 bulan, berhak mendapat THR yang dihitung secara proporsional sesuai masa
              kerjanya.

              Penghitungan upah sebulan yakni upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean
              wages); atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan
              tunjangan tidak tetap, maka perhitungan THR dihitung berdasarkan upah pokok.

              "Dari  perhitungan  upah  tersebut,  tidak  menutup  kemungkinan  perusahaan  juga  dapat
              memberikan  THR yang nilainya  lebih  besar dari  peraturan perundang-undangan,  dimana  hal
              tersebut  terlebih  dahulu  ditetapkan  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan  perusahaan  atau
              perjanjian  kerja  bersama  atau  kebiasaan  yang  selama  ini  memang  telah  dilakukan  oleh
              perusahaan," imbuhnya.

              Sedangkan pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah satu bulan
              dihitung melalui dua ketentuan. Yakni memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih (rata-rata upah
              yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya) dan masa kerja kurang dari 12 bulan
              (rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja). (*).








                                                           642
   638   639   640   641   642   643   644   645   646   647   648