Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 117
CARA LINDUNGI PEKERJA DAN PETANI TEMBAKAU, JANGAN NAIKAN CUKAI SKT
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) terus mendesak pemerintah agar tidak
menaikan cukai tembakau pada segmen sigaret kretek tangan ( SKT ) untuk melindungi tenaga
kerjanya. AMTI berharap kenaikan cukai SKT adalah 0% atau tidak naik sama sekali.
"Tidak menaikkan tarif cukai SKT merupakan perlindungan langsung terhadap SKT yang di
dalamnya terdapat pelinting dan petani tembakau. Dan kami berharap Presiden Joko Widodo
dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak menaikkan tarif cukai SKT," kata Ketua Umum Aliansi
Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, Senin (30/11/2020).
Seperti diketahui serapan tenaga kerja di industri hasil tembakau khususnya sektor SKT sangat
tinggi di Indonesia dan didominasi oleh pekerja perempuan dengan latar belakang ekonomi dan
pendidikan yang rendah.
Budidoyo menilai kondisi industri saat ini juga sedang tidak baik-baik saja mengingat kenaikan
cukai tahun ini ternyata berdampak buruk.
"Serapan tembakau/cengkih menurun drastis dan terjadi juga penurunan produksi dan penjualan
rokok. Hal ini berdampak buruk pada kesejahteraan pelinting dan petani tembakau," ujarnya.
Dia juga tidak lupa mengingatkan pemerintah untuk menyelamatkan IHT di segmen rokok mesin
dari kenaikan cukai yang tetlampau tinggi.
"Kenaikan cukai di rokok mesin sebaiknya disesuaikan dengan angka inflasi atau satu digit,"
katanya.
Menanggapi isu kenaikan cukai tembakau ini anggota Komisi XI DPR RI M. Sarmuji menyatakan,
bahwa kenaikan cukai jangan sampai menyebabkan ancaman serius pada industri rokok,
pekerja, dan petani tembakau.
"Jangan sampai telurnya diambil, bebeknya juga disembelih. Oleh karena itu kenaikan cukai
harus mempertimbangkan kemampuan IHT untuk bertahan," katanya.
Dia setuju bahwa sektor SKT harus mendapatkan kekhususan cukai mengingat SKT menyerap
tenaga kerja sangat besar.
Oleh sebab itu dia memastikan bahwa DPR RI akan memanggil pihak Bea Cukai untuk meminta
penjelasan tentang cukai.
116