Page 119 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 119

PEMBAHASAN ATURAN JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN MACET

              Anggota  Dewan  Jaminan  Sosial  Nasional  Paulus  Agung  Pambudhi  mengatakan  pembahasan
              Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  tentang  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  yang
              menjadi turunan UU Cipta Kerja masih mandek alias belum beranjak ke mana-mana.

              Salah satu dari empat beleid turunan klaster Ketenagakerjaan UU Cipta Kerja itu hingga kini
              masih dibahas tim internal pemerintah dan belum dibawa ke forum tripartit.

              "RPP Jaminan Kehilangan Pekerjaan belum bergerak ke mana-mana, belum sampai ke tripartit
              tetapi baru di pemerintahan," ucapnya dalam diskusi virtual yang digelar KPPOD, Senin (30/11).

              Agung menyampaikan RPP terkait JKP merupakan yang paling lambat di antara tiga RPP lain di
              kluster  Ketenagakerjaan  yang  hampir  rampung.  Penyebabnya,  karena  aturan  tersebut  akan
              berimplikasi kepada kebijakan pemerintah daerah.
              Sayangnya,  kata  Agung,  dalam  rapat-rapat  yang  dilakukan  pemerintah,  Kementerian  Dalam
              Negeri kurang terlibat aktif.

              "Karena  saya  saat  ini  di  DJSN  mengikuti  rapat  internal  pemerintahan  unfortunately  dalam
              konteks ini Kemendagri belum banyak terlibat meskipun sudah diundang di sana," ucap Agung.

              Ia mengatakan program JKP memberikan manfaat berbentuk cash benefit, pelatihan dan akses
              ke  lapangan  kerja  bagi  penerima  manfaat.  Itu  merupakan  satu  kesatuan  yang  tak  bisa
              dipisahkan.

              "Peran Kemendagri, peran pemda akan sangat luas di bagian kedua dan ketiga yaitu yang terkait
              dengan pelatihan dan akses pasar tenaga kerja. Kalau bagian pertama relatively tidak karena itu
              akan ditangani BPJS ketenagakerjaan," ucapnya.

              Memang terkait dengan hal pelatihan serta akses ke lapangan kerja bisa diurus oleh Kementerian
              Ketenagakerjaan. Namun karena program tersebut tidak terpusat di satu kota, maka pemerintah
              daerah  punya  tanggungjawab  dalam  hal  persiapan  pelaksanaannya  "Yang  justru  persoalan
              adalah poin kedua dan ketiga. Itu adalah hal sangat kompleks. Itu lah yang menyebabkan RPP
              ini belum bergerak lebih jauh sementara kalau cash benefitnya relatif sederhana," katanya.

              (agt)





























                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124