Page 134 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 134
AMTI: SATU-SATUNYA JALAN LINDUNGI PEKERJA DAN PETANI, JANGAN NAIKKAN
CUKAI SKT
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) terus mendesak pemerintah agar tidak
menaikkan cukai tembakau pada segmen sigaret kretek tangan (SKT) untuk melindungi tenaga
kerjanya. AMTI berharap kenaikan cukai SKT adalah 0% atau tidak naik sama sekali.
"Tidak menaikkan tarif cukai SKT merupakan perlindungan langsung terhadap SKT yang di
dalamnya terdapat pelinting dan petani tembakau. Dan kami berharap Presiden Joko Widodo
dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak menaikkan tarif cukai SKT," kata Ketua Umum Aliansi
Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo dalam keterangannya, Senin (30/11).Seperti
diketahui serapan tenaga kerja di industri hasil tembakau khususnya sektor SKT sangat tinggi di
Indonesia dan didominasi oleh pekerja perempuan dengan latar belakang ekonomi dan
pendidikan yang rendah.
Budidoyo menilai kondisi industri saat ini juga sedang tidak baik-baik saja mengingat kenaikan
cukai tahun ini ternyata berdampak buruk."Serapan tembakau/cengkih menurun drastis dan
terjadi juga penurunan produksi dan penjualan rokok. Hal ini berdampak buruk pada
kesejahteraan pelinting dan petani tembakau," ujarnya.
Dia juga tidak lupa mengingatkan pemerintah untuk menyelamatkan IHT di segmen rokok mesin
dari kenaikan cukai yang terlampau tinggi. "Kenaikan cukai di rokok mesin sebaiknya disesuaikan
dengan angka inflasi atau satu digit," katanya.
Menanggapi isu kenaikan cukai tembakau ini anggota Komisi XI DPR RI M. Sarmuji menyatakan
bahwa kenaikan cukai jangan sampai menyebabkan ancaman serius pada industri rokok,
pekerja, dan petani tembakau.
"Jangan sampai telurnya diambil, bebeknya juga disembelih. Oleh karena itu kenaikan cukai
harus mempertimbangkan kemampuan IHT untuk bertahan," katanya.
Dia setuju bahwa sektor SKT harus mendapatkan kekhususan cukai mengingat SKT menyerap
tenaga kerja sangat besar. Oleh sebab itu dia memastikan bahwa DPR RI akan memanggil pihak
Bea Cukai untuk meminta penjelasan tentang cukai.
Editor: Yudho Winarto.
133