Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 126
Survei terkait Kartu Prakerja berlangsung pada Juni-Agustus 2020, dengan melibatkan 346
responden berstatus karyawan dan wirausahawan. Responden usia angkatan kerja tersebar di
12 provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Jika melihat responden survei yang dirumahkan, sangat sedikit sekali mengikuti Kartu Prakerja.
Padahal salah satu target Kartu Prakerja ialah menyelamatkan mereka yang terkena PHK," ujar
peneliti IDEAS Ahsin Aligory dalam keterangan resmi, Kamis (25/11).
"Ini salah satu temuan kita bahwa peserta yang dirumahkan banyak yang belum mengikuti
program Kartu Prakerja," imbuhnya.
Sebanyak 59% peserta Program Kartu Prakerja ialah karyawan dan sisanya 41% adalah
wirausaha. Responden karyawan yang mengikuti program Kartu Prakerja menyatakan hal itu
sangat berbeda dengan program pelatihan yang pernah diperoleh.
"Pelatihan yang mereka ikuti sebelumnya umumnya memiliki tiga tingkatan kualifikasi.
Rinciannya, training saat mencari kerja, magang sebagai sarana mengenal dunia kerja dan
sertifikasi setelah bekerja untuk meningkatkan kompetensi," papar Ahsin.
Ahsin menyebut topik pelatihan terbilang sangat dasar dan bisa didapatkan secara cuma-cuma
di internet. Dia mencontohkan pelatihan bahasa Inggris dasar, administrasi dan sekretaris,
sukses bisnis online shop, serta menjadi content creator di Youtube.
""Hal tersebut jauh berbeda dengan kurikulum Balai Latihan Kerja (BLK), yang memiliki desain
pelatihan berbasis kompetensi. Bahkan, BLK kini telah berspesialisasi pada jenis ketrampilan
kerja yang spesifik," tukasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun IDEAS, sepanjang 2017-2019 pemerintah telah mendirikan
1.113 BLK Komunitas di lembaga pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia. Pembentukan
BLK dengan kurikulum pelatihan teknik otomotif, las, pengolahan hasil pertanian, pengolahan
hasil perikanan menjahit, perkayuan, hingga teknologi informasi dan komunikasi.
"Dengan desain Kartu Prakerja, anggaran Rp5,6 triliun untuk biaya pelatihan daring hanya
mengalir ke 8 platform digital. Bila dialihkan untuk ekspansi pembangunan BLK Komunitas baru,
anggaran Rp5,6 triliun ini akan mengalir ke setidaknya 5.600 pondok pesantren, seminari,
dhammasekha dan pasraman," jelas dia.(OL-11).
125