Page 13 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 13

Ringkasan

              Hampir  tiap  tahun  upah  minimal  provinsi  (UMP)  selalu  saja  menjadi  polemik.  Biasanya  yang
              dipersoalkan adalah besaran nilai UMP.

              Namun  kini  beda.  Hal  yang  dipersoalkan  ada  tidaknya  kenaikan  UMP.  Tentu  saja  kalangan
              pekerja/buruh menuntut adanya kenaikan, sementara pengusaha bersikap sebaliknya. Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  pun  turun  tangan.  Sebagai  regulator,  Menaker
              meminta pemerintah daerah (pemda) tidak menaikkan UMP pada 2021. Beleid itu tertuang dalam
              Surat Edaran (SE) Nomor M/ll/HK.04/2020 tentang



              TARIK ULUR UMP 2021

              Hampir  tiap  tahun  upah  minimal  provinsi  (UMP)  selalu  saja  menjadi  polemik.  Biasanya  yang
              dipersoalkan adalah besaran nilai UMP.

              Namun  kini  beda.  Hal  yang  dipersoalkan  ada  tidaknya  kenaikan  UMP.  Tentu  saja  kalangan
              pekerja/buruh menuntut adanya kenaikan, sementara pengusaha bersikap sebaliknya. Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  pun  turun  tangan.  Sebagai  regulator,  Menaker
              meminta pemerintah daerah (pemda) tidak menaikkan UMP pada 2021. Beleid itu tertuang dalam
              Surat Edaran (SE) Nomor M/ll/HK.04/2020 tentang

              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019(Covid-
              19).

              Penerbitan SE tersebut diklaim telah berdasarkan kajian yang dilakukan secara mendalam oleh
              Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  terkait  dampak  Covid-19  terhadap  pengupahan.
              Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kondisi perekonomian dan kemampuan perusahaan
              dalam memenuhi hak pekerja/buruh, termasuk dalam membayar upah.

              Keputusan Menaker itu pun menuai penolakan. Bendahara Umum Konfederasi Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI AGN) Mustopo menuturkan, keputusan Menaker ini menjadi
              dilema bagi nasib pekerja. Penetapan UMP 2021 bukan menjadi ukuran normal dengan kondisi
              pandemi yang sudah berjalan sembilan bulan.

              Menurut dia, masih banyak perusahaan yang tidak terdampak pandemi Covid-19. "Tapi dengan
              adanya  surat  edaran  (SE)  dari  Ibu  Menaker,  pimpinan  perusahaan  akan  melaksanakan  SE
              tersebut," katanya.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menuturkan,  untuk
              menentukan UMP adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015, bukan SE Menaker. Karena
              itu, Said Iqbal meminta para kepala daerah untuk ticak mengikuti terbitnya SE Menaker tersebut.
              "Cara  menghitung  kenaikan  UMP,  UMK,  UMSK  adalah  dengan  cara  menghitung  inflasi  plus
              pertumbuhan ekonomi dari September 2019 hingga September 2020. Dengan menghitung itu
              bisa dipastikan September 2019 sampai September 2020 inflasi plus pertumbuhan ekonomi itu
              masih plus," katanya.

              Sekali pun adanya persoalan resesi ekonomi, Said menyebut hitung-hitungan dari Maret sampai
              September  2020  pertumbuhan  ekonomi  minus  8,22%,  namun  secara  total  dari  inflasi  dan
              pertumbuhan ekonomi angkanya masih plus.
              Seakan mendengar tuntutan kalangan buruh, saat ini ada enam provinsi yang menaikkan UMP.
              Keenam  provinsi  itu  yakni  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  (DIY),  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,



                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18