Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 14

Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, dan Bengkulu. "Jadi, sudah ada enam provinsi yang menetapkan
              UMP 2021 lebih tinggi dari 2020," ujar Menteri Ida dalam rapat secara virtual, Rabu (25/11).
              Menurutnya, ada 27 provinsi lain yang tak menaikkan UMP di tahun depan. Ada satu provinsi,
              Gorontalo, yang belum menetapkan kebijakan UMP-nya untuk 2021.

              Ida  mengatakan,  penetapan  UMP  ini  akan  diputuskan  oleh  Kemenaker  pada  akhir  tahun.
              Nantinya, Menaker akan membuat aturan dan penetapan di setiap wilayah."Itu masih kita tunggu
              dan keputusannya akhir tahun kita akan umumkan," ucapnya.

              Jika  kalangan  buruh  mengapresiasi  kenaikan  UMP di  enam  provinsi tersebut,  tidak demikian
              dengan  pengusaha.  Ketua  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani
              mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang masih terkontraksi negatif dan proyeksi
              inflasi 2021-2022 tidak memungkinkan pengusaha menaikkan UMP.

              Bahkan, kebijakan para gubernur tersebut dinilai kontradiktif dengan kondisi saat ini. "Akibat
              inflasinya rendah sehingga kondisi inilah

              yang  kita  lihat  tidak  memungkinkan  upah  dinaikkan.  Namun,  beberapa  daerah  sudah
              memutuskan naik. Kami menyesalkan kenaikan (upah) itu," ujarnya.

              Hariyadi menilai, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, UMP 2021 justru direkomendasikan
              untuk tidak dinaikkan karena jika menggunakan formula penentuan upah minimum pada PP
              Nomor 78/2015, UMP justru bakal turun.
              "Kalau pakai rumus itu hasilnya negatif karena ekonomi kita minus 5,32% (kuartal II) dan inflasi
              1,24%. Jadi kalau ditambahkan, masih minus 3%. Enggak mungkin kalau pakai formula minus,
              yang ada nanti upahnya turun sehingga direkomendasikan upahnya tetap," katanya.

              Pengamat  ekonomi  Nailul  Huda  mengatakan,  UMP  layak  dinaikkan,  meskipun  persentase
              kenaikannya  rendah.  Hal  ini  dikarenakan  masih  terjadi  inflasi  secara  tahunan,  meskipun
              pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi. Artinya, akan tetap terjadi kenaikan harga-harga
              secara umum tahun depan.

              Hal  senada  dikatakan  ekonom  Indef  Didin  S  Damanhuri.  Sebaiknya  UMP  2021  disesuaikan
              dengan kondisi perekonomian 2021. Jika tidak, buruh akan makin turun daya belinya sehingga
              pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

              Dari pengalaman krisis-besar sebelumnya, pendekatan demand side, termasuk mempertahankan
              daya beli buruh, justru akan tepat untuk keluar dari krisis. "Menahan upah buruh itu supply side
              approach yang tidak kompatibel untuk mempercepat pemulihan ekonomi," ujarnya.

              rina anggraeni/ kunthifdhmarsandy/ adityapratama/ suparjoramalan




















                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19