Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 96

Guntur menjabarkan bahwa sekitar tiga tahun lalu atau 2017, Badan Perencanaan Pembangunan
              Nasional  (Bappenas)  mengajak  Dewan  Pengawas  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk  membahas
              program bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Namun, pembahasan itu sempat terhenti
              di tingkat kementerian.

              "Sempat mau didorong ke presiden, tapi karena suasana menjelang pemilihan umum [pemilu
              2019]  sehingga  tidak  jadi  saat  itu.  Kini  sudah  tercantum  dalam  Undang-Undang  Cipta  Kerja
              [dalam program JKP]," ujar Guntur, Kamis (26/11/2020).

              Dia  tidak  menjabarkan  apakah  pembahasan  bersama  Bappenas  itu  merupakan  cikal  bakal
              program JKP. Namun, penyusunan program unemployement benefit kala itu memiliki landasan
              yang sama dengan penyusunan program JKP.

              Menurut  Guntur,  tujuan  program  itu  yakni  untuk  membantu  masyarakat  yang  kehilangan
              pekerjaan agar tetap mendapatkan penghasilan. Selain manfaat tunai, masyarakat pun dibantu
              agar mendapatkan akses ke bursa lapangan kerja, disertai pelatihan kerja.
              Tantangan ketenagakerjaan kala itu pun kondisinya relatif sama, di antaranya yakni pekerja yang
              masih  didominasi  oleh  sektor  informal.  Selain  itu,  tingkat  pendidikan  masyarakat  pun  relatif
              masih rendah sehingga persaingan kerja cukup sengit.

              Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan menilai bahwa kondisi itu membuat banyak masyarakat
              sulit  mendapatkan  pekerjaan.  Dengan  adanya  pandemi  Covid-19,  lapangan  kerja  semakin
              sempit, persaingan kerja pun kian sulit.

              "Kondisi itu perlu diperhatikan betul, beban funding pun tidak dibebankan kepada pekerja dan
              pengusaha.  Akankah  [dibebankan]  kepada  program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  [JKK]  dan
              Jaminan Kematian [JKm] yang rasio klaimnya masih rendah? Semua itu perlu dihitung betul,"
              ujar Guntur.









































                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101