Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JUNI 2020
P. 58

Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Logam (PUKSPL)  Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia
              (FSPMI) PT. HTP Metalworks, Aripin menjelaskan aksi ini dipicu oleh keputusan perusahaan
              yang melakukan  PHK  terhadap 29 karyawannya. Namun,  PHK  tersebut tanpa ada kesepakatan
              bersama antara karyawan dan perusahaan.

              "Ini dipicu dari gagalnya perundingan yang sudah tiga kali diadakan," ucapnya.

              Informasi terkait  PHK  karyawan itu tertera pada surat pengumuman No.077/SP/MGT/VI/20,
              terdapat 29 karyawan yang mendapat  PHK  gelombang kedua. Keputusan tersebut berlaku per
              Sabtu, (13/6) lalu. PHK tersebut dipicu oleh kondisi perusahaan yang berdalih ada penurunan
              omzet imbas dari  pandemi Covid-19. Aripin yang juga korban  PHK  mengatakan musyawarah
              terakhir  dilaksanakan  pada  Selasa  (23/6)  lalu.  Namun  musyawarah  tersebut  tak  menemui
              kesepakatan.
              "Deadlock,  PHK  ini memang  PHK  sepihak yang sudah menyalahi aturan. Karena  PHK  ini
              betul-betul mengkriminalisasi karyawan," kata Aripin.

              Menurut Aripin saat musyawarah berlangsung saat itu pihak perusahaan sempat menjanjikan
              pesangon. Namun,  pesangon  yang akan diterima karyawan tidak dijelaskan.

              "Memang dari awal kami di  PHK  pada Sabtu lalu. Itu tidak dijelaskan berapa yang akan kami
              terima makannya kami sepakat gelar aksi," ungkapnya.

              Pada aksi tersebut, para demonstran sempat mendapat titik terang. Pihak perusahaan mencoba
              kembali menggelar perundingan dengan perwakilan karyawan yang mendapat  PHK  , FSPMI
              Tangerang Raya serta pihak kepolisian. Dalam perundingan tersebut, lagi-lagi tidak mendapat
              kesepakatan antar kedua belah pihak. Pihak perusahaan menjanjikan  pesangon  6 bulan gaji
              namun hal tersebut ditolak oleh karyawan.

              "Aneh, padahal kita ada yang kerja sudah 17 tahun. Kalau ada penurunan omzet mana buktinya.
              Karena waktu Sabtu lalu pihak produksi menyatakan ada kenaikan omzet sampai Juni ini," tutur
              Aripin.

              Unjuk rasa itu dikawal ketat oleh sejumlah aparat kepolisian dari Polrestro Metro Tangerang.
              Kepala  Bidang  Hubungan  Industrial,  Dinas  Tenaga  Kerja  (Disnaker)  Kota  Tangerang,  Asep
              Rahmat mengatakan, pihaknya akan memanggil kedua belah pihak untuk melakukan tripartet
              di kantor  Disnaker Kota Tangerang.





























                                                           57
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63