Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2021
P. 15

Para  rohaniawan  dan  rohaniwati  serta  pejuang  HAM  ini  melakukan  perlawan  untuk
              menggagalkan keberangkan karena ke-13 anak ini mati-matian menolak dievakuasi ke Kupang.
              Mereka hanya bersedia dipulangkan ke kampung halamannya di Bandung dan Cianjur, Jawa
              Barat.

              Terlebih, proses hukum kasus mereka juga belum selesai. Akhirnya, perjuangan para pastor,
              suster, dan pejuang HAM ini berhasil. Ada sejumlah alasan para rohaniawan dan pejuang HAM
              menolak pemindahan para pekerja anak tersebut.

              Pertama, karena para pekerja anak itu menolak dipindahkan dan hanya mau menjalani proses
              hukum di Maumere. Selain itu, saat penyerahan ke-17 anak tersebut kepada suster dari Truk F,
              berdasarkan berita acara serah terima tanggal 15 Juni 2021 dari Polda NTT.

              “Sampai saat ini, dari Polda NTT belum pernah berbicara dengan Truk F terkait dengan rencana
              keberangkatan ke-17 anak yang menjadi korban dari dugaan tindak pidana eksploitasi anak ke
              Kupang,”  kata  John  Bala,  juru  bicara  Tim  Relawan  Untuk  Kemanusiaan  (TRUK)  Maumere
              bersama Jaringan Perjuangan HAM Kabupaten Sikka.

              Dia mengatakan, para pekerja anak di bawah umur yang ditampung di Biara Susteran ini hanya
              bersedia untuk diproses hukum di Maumere. Juga menolak untuk dipindahkan ke Kupang.

              “Mereka menolak untuk dipindahkan ke Kupang dan hanya bersedia mengikuti proses hukum di
              Maumere. Jika mau dipindahkan, mereka hanya bersedia dipindahkan ke Jawa Barat,” ujar John.

              Seperti diberitakan sebelumnya, empat dari 17 pekerja anak di bawah umur asal Cianjur dan
              Bandung yang diamankan pada 5 pub di Maumere, Sikka, kabur dari Biara Susteran. Semula, 17
              anak ini diamankan tim Subdit IV Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda NTT
              saat merazia tempat hiburan malam di Kota Maumere, pada 14 Juni 2021.

              Rinciannya,  4  dari  Bandung  12  dari  CIanjur,  dan  1  dari  Karawang.  Dari  hasil  pemeriksaan
              diketahui bahwa 2 orang di antaranya hamil. Mereka diamankan dari empat tempat hiburan
              malam (PUB) di Maumere, yakni 8 orang bekerja di Bintang Pub, 5 orang di Shasary Pub, 3 anak
              di 999 Pub, serta 1 anak di Libra Pub.

              Sambil menanti proses penyidikan, mereka dititipkan kepada Suster Eustochia, dari Tim Relawan
              Untuk Kemanusiaan-Flores Maumere (TRUK- F) Maumere, Sikka.































                                                           14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20