Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2021
P. 195

Padahal  insentif  menjadi  salah  satu  komponen  pendapatan  para  driver  guna  memenuhi
              kebutuhan sehari-hari.
              "Selama ini yang diatur adalah tarif dasar transportasi online penumpang sebagaimana diatur
              dalam Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 dan turunanya Permenhub Nomor 348 Tahun 2020.
              Sedangkan  ketentuan  khusus  yang  mengatur  tarif  minimum  pengiriman  barang  belum  ada.
              Termasuk aturan jelas mengenai jaminan pendapatan dasar," ungkap Peneliti Muda Institute
              Government Public Affair-Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada (IGFA-MAP UGM)
              Arief Novianto saat dikonfirmasi.

              Arif menyebutkan kekosongan aturan ini menyebabkan para driver mitra sering melakukan aksi
              protes lantaran aplikator menentukan tarif seenaknya. Misal dalam kasus pengiriman 8 karangan
              bunga  duka  cita  dan  aksi  mogok  di  kantor  Gojek  Jabodetabek  dan  Bandung.  Para  driver
              melakukan  aksi  mogok  untuk  layanan  Gokilat  dimulai  Selasa,  08  Juni  2021  selama  tiga  hari
              sebagai wujud protes kepada perusahaan.

              Masalah  tersebut  ramai  dibicarakan  warganet  melalui  hastag  GoTo  (#GoTo),  sehingga
              memancing banyak komentar. Bahkan, Arief sempat mengunggah peristiwa itu melalui akun
              twitter resminya@arifnovianto_id) bahwa Karangan bunga (KB) sudah ditaruh di Kantor Gojek.
              Sempat terjadi sedkit keributan karena pihak Gojek menolak KB ditaruh di luar pagar, alasanya
              agar tidak diambil Satpol PP. Pihak driver kecewa dng tindakan trsbut & menilai sbgai cara agar
              masy tak tahu bhwa ada problem di Gojek" tulis Arif Novianto.
              Dia  menilai  kebijakan  penurunan  insentif  para  driver  mitra  berdampak  pada  menurunkan
              pendapatan  sehari-hari.  Kebijakan  baru  itu  menyebutkan  insentif  akan  diberikan  bagi  mitra
              GoSend yang berhasil melakukan pengantaran pertama sampai sembilan yang tiap pengantaran
              selesai bernilai Rp1.000 untuk wilayah Jabodetabek.

              Sedangkan  untuk  pengantaran  kesepuluh  sampai  14  akan  naik  menjadi  Rp2.000  per
              pengantaran dan pengantaran kelima belas dan seterusnya akan meningkat menjadi Rp2.500
              per pengantaran.
              "Jika dibandingkan dengan skema sebelumnya, insentif yang didapat mitra GoSend saat ini dinilai
              lebih kecil. Padahal dalam sistem bonus sebelumnya, mitra GoSend akan mendapatkan insentif
              setelah menyelesaikan lima pengantaran yang besarannya mencapai Rp10.000,"paparnya.

              Arief menjelaskan angka tersebut akan meningkat hingga Rp100.000 jika mitra GoSend berhasil
              menyelesaikan 15 pengiriman dalam satu hari. Karena itu, jika sebelumnya mitra yang mengirim
              15 paket mendapat bonus Rp100.000,- maka sekarang mereka hanya mendapat Rp37.500.

              "Artinya pendapatan driver mitra berkurang sampai 70 persen. Insentif sendiri menjadi harapan
              driver  untuk  memenuhi  kebutuhan  sehari-hari.  sebagian  besar  para  driver  menggantungkan
              hidup dari insentif ini sehingga mendesak pemerintah turun tangan dan mengeluarkan aturan
              baru  teekait  tarif  dasar  pengiriman  barang  atau  makanan  guna  mengatasi  masalah  ini,"
              tegasnya.
              Arif menambahkan masalah ini terjadi pada driver mitra pengiriman barang atau perusahaan
              penyedia aplikasi. Aksi serupa akan terus berulang karena memang ada kekosongan payung
              hukum.  Bahkan,  akibat kebijakan yang dirasakan  ganjil,  ada  driver  yang  tidak  mendapatkan
              order sama sekali.
              "Kami akan terus mendesak pemerintah untuk cepat bertindak. sampai saat mitra driver masih
              terus berhitung berapa ideal tarif dasar pengiriman barang atau makanan. Termasuk menghitung
              beberapa komponen dasar sebagaimana diatur dalam Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 seperti
              bahan bakar, pulsa telepon, biaya penyusutan kendaraan bermotor hingga jaminan kesehatan
              dan UMR agar jaminan pendapatan dasar para driver mitra terpenuhi," tandasnya.
                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200