Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 JULI 2021
P. 116

KEMNAKER PERKUAT KONSOLIDASI KEBIJAKAN SATU DATA KETENAGAKERJAAN

              Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan
              memperkuat kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan dengan melakukan koordinasi dan kerja sama
              antar  instansi  ketenagakerjaan,  mulai  dari  tingkat  pusat  sampai  dengan  provinsi  dan
              kabupaten/kota.

              Hal ini dilakukan sebagai upaya menciptakan ekosistem satu data ketenagakerjaan yang saling
              terintegrasi dan terpadu antara pusat dan daerah.

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan koordinasi dan kerja sama antar instansi di
              Pusat dan daerah diperlukan untuk mendukung reformasi tata kelola data ketenagakerjaan.

              "Melalui kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan menjadi hal yang fundamental dalam menentukan
              keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, di
              Jakarta pada Rabu (30/6).

              Menaker Ida mengatakan, kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan merupakan implementasi dari
              Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

              Termasuk  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  15  Tahun  2020  tentang  Satu  Data
              Ketenagakerjaan  yang  menandai  dimulainya  Kebijakan  Satu  Data  Indonesia,  khususnya  di
              bidang Ketenagakerjaan.

              Kebijakan  ini  telah  dilaunching  pada  tanggal  5  November  2020  yang  lalu  "Kebijakan  ini
              merupakan pembenahan tata kelola pemerintah di sektor ketenagakerjaan untuk menghasilkan
              data ketenagakerjaan yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta
              mudah diakes dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah," kata Menaker Ida.

              Satu  Data  Ketenagakerjaan  akan  mencakup  perencanaan  ketenagakerjaan,  peningkatan
              kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan
              kerja,  penyelenggaraan  hubungan  industrial  dan  jaminan  sosial  tenaga  kerja,  pengawasan
              pelaksanaan  norma  kerja  dan  K3  di  tempat  kerja,  serta  evaluasi  hasil  pembangunan
              ketenagakerjaan.

              Menaker Ida mengatakan, kompleksitas urusan di bidang ketenagakerjaan ini menuntut akurasi
              pengambilan keputusan dan kebijakan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi.

              "Untuk itu, dukungan data dan informasi yang berkualitas (relevan, akurat, up todate, lengkap
              dan berkesinambungan) sangat penting dan sangat dibutuhkan agar keputusan dan kebijakan
              yang diambil berbasis fakta/bukti (evidence based)," kata Menaker Ida.

              Dengan disahkannya kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan, kata Menaker Ida, bukan berarti
              bahwa tugas di sektor ketenagakerjaan sudah selesai.

              Sebaliknya,  ke  depan  akan  semakin  berat  menghadapi  tantangan  dan  permasalahan  dalam
              penyediaan dan penyajian data ketenagakerjaan.

              "Karena itu, koordinasi dan kerja sama antar instansi ketenagakerjaan mulai dari tingkat pusat
              sampai dengan daerah provinsi dan kabupaten/kota mutlak diperlukan," kata Menaker Ida.

              Kepala  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  Ketenagakerjaan  (Barenbang)  Kemnaker,
              Bambang Satrio Lelono, mengatakan konsolidasi nasional ini juga akan disepakati rancangan
              daftar data prioritas ketenagakerjaan.

              Secara  bersama-sama  akan  diimplementasikan  oleh  para  produsen  data  ketenagakerjaan  di
              pusat dan daerah yang sesuai dengan prinsip satu data Indonesia.
                                                           115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121