Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 JULI 2021
P. 79

Ringkasan

              Kementerian  Ketenagakerjaan  memperkuat  kebijakan  Satu  Data  Ketenagakerjaan  dengan
              melakukan koordinasi dan kerja sama antar instansi ketenagakerjaan, mulai dari tingkat pusat
              sampai  dengan  provinsi  dan  kabupaten/kota.  Hal  ini  dilakukan  sebagai  upaya  menciptakan
              ekosistem  satu  data  ketenagakerjaan  yang  saling  terintegrasi  dan terpadu  antara  pusat  dan
              daerah, untuk mendukung pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia.



              KEMNAKER PERKUAT KONSOLIDASI KEBIJAKAN SATU DATA KETENAGAKERJAAN
              DI PUSAT DAN DAERAH

              Kementerian  Ketenagakerjaan  memperkuat  kebijakan  Satu  Data  Ketenagakerjaan  dengan
              melakukan koordinasi dan kerja sama antar instansi ketenagakerjaan, mulai dari tingkat pusat
              sampai dengan provinsi dan kabupaten/kota.

              Hal ini dilakukan sebagai upaya menciptakan ekosistem satu data ketenagakerjaan yang saling
              terintegrasi  dan  terpadu  antara  pusat  dan  daerah,  untuk  mendukung  pembangunan
              ketenagakerjaan di Indonesia.

              "Koordinasi dan kerja sama antar instansi di pusat dan daerah diperlukan untuk mendukung
              reformasi  tata  kelola  data  ketenagakerjaan  melalui  kebijakan  Satu  Data  Ketenagakerjaan
              menjadi    hal   yang   fundamental    dalam    menentukan      keberhasilan   pembangunan
              ketenagakerjaan," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, di Jakarta pada Rabu (30/6).

              Menaker Ida mengatakan, kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan yang telah dilaunching pada
              tanggal 5 November 2020 yang lalu merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres)
              Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor 15 Tahun 2020 tentang Satu Data Ketenagakerjaan yang menandai dimulainya Kebijakan
              Satu Data Indonesia, khususnya di bidang Ketenagakerjaan.

              "Kebijakan ini merupakan pembenahan tata kelola pemerintah di sektor ketenagakerjaan untuk
              menghasilkan  data  ketenagakerjaan  yang  akurat,  mutakhir,  terpadu,  dan  dapat
              dipertanggungjawabkan,  serta  mudah  diakes  dan  dibagipakaikan  antar  instansi  pusat  dan
              instansi daerah," kata Menaker Ida.

              Berbagai data ketenagakerjaan yang terhimpun dalam Satu Data Ketenagakerjaan di antaranya
              adalah perencanaan ketenagakerjaan, peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja,
              penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, penyelenggaraan hubungan industrial
              dan jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan pelaksanaan norma kerja dan K3 di tempat kerja,
              serta evaluasi hasil pembangunan ketenagakerjaan.

              Menaker Ida mengatakan, kompleksitas urusan di bidang ketenagakerjaan ini menuntut akurasi
              pengambilan keputusan dan kebijakan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi.

              "Untuk itu, dukungan data dan informasi yang berkualitas (relevan, akurat, up todate, lengkap
              dan berkesinambungan) sangat penting dan sangat dibutuhkan agar keputusan dan kebijakan
              yang diambil berbasis fakta/bukti (evidence based)," kata Menaker Ida.

              Dengan disahkannya kebijakan Satu Data Ketenagakerjaan, kata Menaker Ida, bukan berarti
              bahwa tugas di sektor ketenagakerjaan sudah selesai. Sebaliknya, ke depan akan semakin berat
              menghadapi  tantangan  dan  permasalahan  dalam  penyediaan  dan  penyajian  data
              ketenagakerjaan.




                                                           78
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84