Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 JULI 2021
P. 74
Judul World Bank : Bonus Demografi RI Tak Selaras Produktivitas Angkatan
Kerja
Nama Media bisnis.com
Newstrend Angkatan Kerja
Halaman/URL https://ekonomi.bisnis.com/read/20210630/12/1412109/world-bank-
bonus-demografi-ri-tak-selaras-produktivitas-angkatan-kerja
Jurnalis Rahmad Fauzan
Tanggal 2021-06-30 19:56:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
positive - Laporan Bank Dunia (N/A) Artinya, pada periode penutupan jendela bonus demografi
nanti, Indonesia tidak dapat mengandalkan faktor akumulatif, terutama dari surplus angkatan
kerja, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang
neutral - Vivi Alatas (Ekonom Kepala Bank Dunia di Indonesia) Sebab, kesadaran meningkatkan
kemampuan pekerja memang masih menjadi masalah besar
positive - Vivi Alatas (Ekonom Kepala Bank Dunia di Indonesia) Program Kartu Prakerja
diharapkan tidak hanya memberikan akses pelatihan kepada jutaan orang, tapi juga mendorong
terciptanya lembaga pelatihan baru, serta mampu mendorong perusahaan untuk ikut
memprioritaskan pelatihan bagi pekerja
Ringkasan
Bonus demografi diperkirakan tidak akan mendongkrak daya saing pasar kerja RI di kawasan
Asia. Sebab, produktivitas pekerja di Indonesia yang masih rendah berpotensi menggagalkan
upaya memaksimalkan kontribusi bonus demografi terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut
World Bank, Indonesia tidak meraup cukup banyak keuntungan dari bonus demografi, di mana
50 persen populasi berumur di bawah 30 tahun dan diperkirakan mencapai puncaknya dalam
kurun 2025 - 2030, sebagaimana negara Asia lainnya yang juga memiliki kondisi serupa.
WORLD BANK : BONUS DEMOGRAFI RI TAK SELARAS PRODUKTIVITAS ANGKATAN
KERJA
Bonus demografi diperkirakan tidak akan mendongkrak daya saing pasar kerja RI di kawasan
Asia. Sebab, produktivitas pekerja di Indonesia yang masih rendah berpotensi menggagalkan
upaya memaksimalkan kontribusi bonus demografi terhadap pertumbuhan ekonomi.
73