Page 27 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 27

dapat dilihat jelas pada Omnibus Law atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja yang disahkan 5 Oktober 2020 oleh DPR RI.
              Katanya,  untuk  menciptakan  lapangan  kerja  dan  meningkatkan  investasi  asing  dengan  cara
              mengurangi syarat izin usaha dan pembebasan lahan. Namun bukankah ini justru merugikan
              hakhak pekerja serta mengurangi perlindungan lingkungan.

              Pemerintah yang gencar meningkatkan perekonomian dengan jalan investasi malah merugikan
              masyarakat sebagai buruh dan lingkungan itu sendiri. UU ini jelas cacat dan timpang maka dari
              itu rangkaian unjuk rasa dan protes penolakan masih terus berlangsung.

              Isu ketidakadilan terhadap kaum buruh, memang tidak pernah pupus menjadi perbincangan dan
              sentral  kajian.  Karena  hal  tersebut  bukanlah  isu  baru,  bahkan  di  masa  gencarnya  pemikir
              ekonomi menciptakan sistemsistem perekonomian.

              Seorang filsuf bernama Karl Heinrich Marx, akrab dikenal Marx, muncul dengan gagasan tegas
              menolak  eksploitasi  buruh.  Atau  ia  sebut  sistem  kapitalisme  pada  masa  itu.  Hingga  saat  ini
              meskipun  tidak  ada  negara  di  dunia  menyatakan  dengan  terang-terangan  bahwa  mereka
              menganut sistem kapitalisme, namun praktik kapitalisme selalu jadi dominan di dalam tatanan
              negara.

              Salah  satu  konsekuensi  dari  penerapan  sistem  perekonomian  kapitalistik  adalah  terbukanya
              akses persaingan bebas antar pemilik modal. Jadi untuk memenangkan persaingan, cara paling
              mudah dilakukan para pemilik modal adalah memproduksi barang dengan harga lebih murah.
              Namun, efek dari kebijakan tersebut berdampak pada pengurangan upah buruh.

              Menurut Marx, seluruh keuntungan dimiliki oleh kapitalis diperoleh dari hasil kerja buruh yang
              tidak  dibayarkan.  Dengan  modal  atau  keuntungan  yang  dimiliki  nantinya  digunakan  untuk
              memperluas pasar dan akan menghasilkan kapital yang lebih besar.

              Pola ini akan berjalan terusmenerus. Hal tersebut menurut Marx menyebabkan bertambahnya
              tingkat kesengsaraan dan marginalisasi pada kaum buruh. Bertambahnya kesengsaraan secara
              absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat secara global menurun dalam sistem kapitalis
              juga menunjukkan bahwa bagian pendapatan nasional mereka menjadi turun di kemudian hari.

              Hingga  pada  akhirnya  Marx  berasumsi  secara  konsisten  bahwa  yang  harus  dilakukan  untuk
              menghilangkan kesengsaraan dan marginalisasi buruh yakni dengan lebih memperhatikan pada
              kualitas hidup mereka.

              Bagaimanapun  arah  politik  dari  sosialisme  marx  yang  banyak  ditolak,  pemikirannya  patut
              diapresiasi.  Pemikirannya  masih  relevan  hingga  sekarang,  serta  masih  banyak  elemen
              masyarakat  yang  meyakininya  sebagai  alternatif  lain  dari  kapitalisme  yang  jauh  dari  azas
              keadilan dan kesamaan.

              Kembali pada kondisi Indonesia, beberapa poin paling merugikan bagi pekerja di dalam Omnibus
              Law dapat dilihat pada pasal 81 angka 15 tentang penetapan perjanjian kerja waktu tertentu
              (PKWT) yang dinilai merugikan buruh karena mereka tidak memiliki kejelasan tentang kontrak
              kerja, otomatis hal ini membuat pengusaha dapat semenah-menah menentukan kontrak. Selain
              itu  hal  seperti  waktu  kerja  atau  jam  lembur  juga  ikut  dieksploitasi,  hak  cuti  dan  istirahat
              berkurang dan pekerja rentan alami PHK.

              Bagaimana  mungkin  negara  mencapai  salah  satu  ideologinya  pada  sila  ke-5  Pancasila  jika
              keadilan hanya memihak pada pengusaha. Sedangkan dilansir pada www.bisnisnews.id pada
              februari 2021 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 139,81 juta orang dari 273,5 juta
              penduduk.

                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32