Page 54 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 54

"Jumlah korban tewas 11 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan," kata Hermono.

              Menurut keterangan penumpang yang selamat, lanjut Hermono, kapal berangkat dari Tanjung
              Uban,  Kepulauan  Riau.  Selain  11  penumpang  yang  dinyatakan  tewas,  12  laki-laki  dan  2
              perempuan selamat. Otoritas Malaysia masih mencari penumpang lainnya.

              Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha di Jakarta menyatakan,
              Konsulat Jenderal RI (KJRI) Johor Bahru telah menerima informasi awal dari otoritas Malaysia
              mengenai tenggelamnya kapal itu. Disebutkan, kapal terbalik pada Rabu sekitar pukul 05.00
              waktu setempat, tepatnya di 0,3 mil laut (500 meter) tenggara Tanjung Balau, Kota Tinggi,
              Johor. Kecelakaan diduga karena cuaca buruk.

              Pelaksana  Fungsi  Penerangan,  Sosial,  dan  Budaya  KJRI  Johor  Bahru  Andita  Putri  Purnama
              menjelaskan, tim KJRI Johor Bahru segera mendatangi lokasi kejadian dan Rumah Sakit Sultan
              ah Aminah, Johor Bahru, untuk identifikasi dan penanganan korban. Berdasarkan keterangan
              pihak  terkait,  identitas  11  jenazah  belum  diketahui.  Belum  diketahui  pula  secara  pasti  total
              jumlah WNI di atas kapal sebelum kejadian.

              Diduga ilegal

              Media  Malaysia,  The  Star,  mengutip  juru  bicara  Departemen  Pemadam  Kebakaran  dan
              Penyelamatan Johor, mengatakan, kapal itu membawa total 60 orang. Angkatan Laut Malaysia
              membantu dalam operasi penyelamatan dengan mengambil perahu untuk memastikan tak ada
              korban yang terperangkap di dalamnya.

              Kepala  Penjaga  Pantai  Malaysia  Laksamana  Moha-mad  Zubil  Mat  Som  kepada  AFP
              mengungkapkan,  para  korban  tewas  ditemukan  tentara  Malaysia  yang  berpatroli.  Para
              penumpang  yang  selamat  ditahan  otoritas  keamanan  setempat.  Penumpang  kapal  diduga
              imigran yang mencoba masuk secara ilegal ke Malaysia.

              "Kami sangat menyesalkan tragedi mematikan ini," kata Zubil.

              Kepala  Seksi  Kelembagaan  dan  Pemasyarakatan  Program  Unit  Pelayanan  Teknis  Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Tanjung Pinang Darman M Sagala menduga kapal itu
              berangkat dari pelabuhan tidak resmi di Pulau Bintan.

              Aktivis kemanusiaan di Batam, RD Chrisanctus Paschalis Saturnus Esong, mengatakan, peristiwa
              kecelakaan kapal berpenumpang WNI, yang diduga pekerja migran Indonesia (PMI), itu sudah
              berulang kali terjadi di Selat Malaka.

              "Saya minta aparat menginvestigasi kasus ini secara serius. Sindikat perdagangan orang di balik
              kasus ini harus diungkap," kata Paschalis.

              Berdasarkan catatan Kompas, Batam dan Bintan di Kepulauan Riau sering digunakan PMI tak
              berdokumen resmi untuk menyeberang ke Malaysia. Pada 20 September 2020, enam orang yang
              menyeberang dari Bintan tewas setelah kapal berpenumpang 15 orang karam di perairan Bandar
              Penawar, Malaysia.

              Kecelakaan paling parah terjadi pada 2 November 2016. Ketika itu, kapal pengangkut 93 PMI
              ilegal dan 5 anak balita dari Johor Bahru tenggelam di perairan Batam. Sebanyak 54 orang tewas
              dan 6 orang hilang.

              Di Banten, Kepolisian Resor (Polres) Kota Tangerang menangkap AR dan A, sepasang suami istri
              yang menyalurkan PMI secara ilegal ke Timur Tengah. Mereka ditangkap di Kecamatan Sindang
              Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten. Kepala Polresta Tangerang Komisaris Besar Wahyu Sri Bin-


                                                           53
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59