Page 86 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 86
Dalam jadwal pemeriksaan, KPK sebenarnya memanggil saksi Dirjen Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kemnaker Haiyani Rumondang. Namun,
KPK menginformasikan Haiyani tidak menghadiri pemanggilan dan telah diwakilkan oleh Hery
Sutanto.
Selain M Nasir, KPK juga menetapkan lima tersangka lainnya dalam kasus proyek Jalan Lingkar
Pulau Bengkalis (multiyears) Tahun Anggaran 2013-2015 tersebut, yakni Tirtha Adhi Kazmi (TAK)
selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Wakil Ketua Dewan Direksi PT WIKA-Sumindo
JO Petrus Edy Susanto (PES).
Selanjutnya, Project Manager PT WIKA-Sumindo JO Didiet Hadianto (DH), Firjan Taufa (FT)
selaku Koordinator Administrasi Pemasaran Divisi 1 Medan PT WIKA, dan I Ketut Suarbawa (IKS)
selaku kontraktor.
Dalam konstruksi perkara yang menjerat Petrus Edy, KPK menjelaskan Petrus Edy selaku Wakil
Ketua Dewan Direksi PT WIKA-Sumindo JO meminjam bendera PT Sumindo (SM) untuk bermitra
dengan PT Wijaya Karya dengan membentuk Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nama PT WIKA-
Sumindo untuk mengikuti pelelangan dan akhirnya ditetapkan sebagai pemenang lelang atas
pekerjaan peningkatan Jalan Lingkar Pulau Bengkalis (multiyears) Tahun Anggaran 2013-2015.
Tindakan tersangka Petrus Edy meminjam bendera PT Sumindo tersebut dikarenakan salah satu
perusahaan yang diusulkannya dilakukan "black list" oleh Pemkab Bengkalis. Agar bisa mengikuti
proses lelang, tersangka Petrus Edy diduga memanipulasi berbagai dokumen persyaratan lelang
sedemikian rupa.
Setelah proyek pekerjaan dimenangkan, tersangka Petrus Edy dalam pelaksanaan pekerjaan
diduga tidak mengevaluasi pelaksanaan proyek baik dari sisi mutu pekerjaan maupun volume
item pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak pekerjaan.
Adanya persetujuan pengeluaran uang proyek yang dilakukan tersangka Petrus Edy yang
selanjutnya diberikan diantaranya kepada PPK, PPTK, bagian keuangan Dinas PU Kabupaten
Bengkalis untuk pengurusan termin pembayaran maupun untuk keperluan lainnya.
KPK menduga perbuatan tersangka Petrus Edy telah mengakibatkan kerugian keuangan negara
sekitar Rp126 miliar dari harga dasar proyek sebesar Rp359 miliar.
85