Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 SEPTEMBER 2020
P. 105

Hal ini sudah disampaikan kepada Wakil Ketua DPR RI, pimpinan dan anggota Panja Baleg , dan
              beberapa Fraksi di DPR.


              SERIKAT PEKERJA HARAP RUU CIPTA KERJA TAK UBAH ISI UU KETENAGAKERJAAN

              Merdeka.com -  Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta agar
              RUU Cipta Kerja tidak mengubah isi dari Undang-Undang (UU) nomor 13 tahun 2003 tentang
              ketenagakerjaan. Hal ini sudah disampaikan kepada Wakil Ketua DPR RI, pimpinan dan anggota
              Panja Baleg , dan beberapa Fraksi di DPR.

              "Bila ada permasalahan perburuhan yang belum diatur dalam UU No 13/2003 seperti penguatan
              fungsi  pengawasan  perburuhan,  peningkatan  produktifitas  melalui  pelatihan  dan  pendidikan,
              pengaturan  regulasi  pekerja  industri  starup,  pekerja  paruh  waktu,  pekerja  tenaga  ahli,  dan
              sebagainya dalam rangka meningkatkan investasi dan menghadapi revolusi industri 4.0 maka
              mari kita dialog untuk dimasukan dlm omnibus law tapi tidak boleh sedikit pun mengubah apalagi
              mengurangi isi UU Nomor 13 tahun 2003," kata Said Iqbal, di  Jakarta  , Selasa (22/9).

              Menurutnya, terlalu cepat jika pemerintah mengesahkan beleid tersebut pada Oktober nanti.
              Dirinya  menilai,  hal  itu  hanyalah  propaganda  negatif  dan  psywar  dari  pemerintah,  karena
              pemerintah panik di mana mayoritas rakyat termasuk serikat pekerja menolak keras RUU Cipta
              Kerja dan meminta tidak disahkan oleh DPR.

              "Bahkan  Wakil  Ketua  DPR  RI  dan  Panja  Baleg  RUU  Cipta  Kerja  kepada  tim  perumus  yang
              dibentuk oleh DPR RI bersama serikat pekerja, mengatakan tidak mungkin dalam waktu dekat
              hingga akhir tahun ini disahkan. Sekarang saja baru dibahas bab 7 dan bab 4 tentang klaster
              ketenagakerjaan nanti dibahas terakhir. Sementara sikap buruh seperti saya sampaikan di atas,"
              tegasnya.

              Maka dari  itu,  pihaknya  meminta  para  menteri tidak  usah berkomentar  yang  mengintimidasi
              rakyat dan buruh dengan selalu mengatakan selalu dalam waktu dekat RUU Cipta Kerja akan
              disahkan.

              "Lucunya  target  bulan  pengesahan  yang  disebut  para  menteri  tersebut  selalu  berubah-ubah
              karena memang tujuannya hanya ingin psywar, intimidasi, dan menciptakan kepanikan untuk
              rakyat dan buruh. Tetapi buruh dan rakyat tidak akan terpengaruh dengan statement tersebut,"
              ujarnya.

              Padahal pernyataan dari Pimpinan DPR RI, Panja Baleg, dan Fraksi di DPR menyampaikan kepada
              buruh dalam tim perumus adalah tidak ada target waktu dalam pembahasan RUU Cipta Kerja.
              Tetapi yang ada adalah taget isi atau hasil RUU Cipta Kerja yang bisa diterima semua pihak,
              bukan maunya pemerintah saja.

              Adapun yang ditolak buruh dari RUU Cipta Kerja antara lain hilangnya UMK dan UMSK, adanya
              upah  padat  karya,  kenaikan  upah  minimum  hanya  pertumbuhan  ekonomi  tanpa  menambah
              inflasi, PHK dipermudah, hak upah atas cuti hilang, cuti haid hilang, karyawan kontrak seumur
              hidup, karyawan outsourcing seumur hidup.

              Lalu,  nilai  pesangon  dikurangi  bahkan  komponennya  ada  yang  dihilangkan,  jam  kerja
              eksploitatip, TKA buruh kasar mudah masuk ke indonesia mengancam lapangan kerja untuk
              pekerja  lokal,  jaminan  kesehatan  dan  pensiun  hilang  dengan  berlakunya  sistim  kontrak  dan
              outsourcing seumur hidup, dan sanksi pidana dihapus.

              Said menilai, RUU Cipta Kerja sangat liberal tidak sesuai hubungan industrial Pancasila, maka
              buruh  Indonesia  menolak  omnibus  law  RUU  Cipta  Kerja.  Dalam  waktu  dekat,  Oktober  dan

                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110