Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 Maret 2021
P. 71

Secara  spesifik  ia  menjelaskan  bahwa  pemerintah  ingin  mengetahui  sejauh  mana  program
              pemulihan  yang  dilaksanakan  oleh  Kementerian  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  dan  BPJS
              Ketenagakerjaan dalam melaksanakan upaya pemulihan ekonomi akibat Covid-19.

              "Termasuk informasi capaian dan sejauh mana pelaksanaan dan penanganan program ini dan
              penanggulangan PMI di NTB," kata Wakil ketua Komisi IX DPR RI ini.

              Ia menjelaskan, awal tahun 2020 kartu prakerja dimulai dengan anggaran sebesar 10 triliun
              rupiah, kemudian ditambah lagi sebesar 10 Triliun Rupiah, sehingga menjadi 20 Triliun Rupiah.
              Sedangkan untuk BSU sebesar 30 Triliun Rupiah.

              "Harapannya anggaran ini tersalurkan dengan baik kepada masyarakat. Sehingga masyarakat
              yang  terdampak  Covid  dapat  menikmati  anggaran  ini  demi  memenuhi  kebutuhan  dan
              kesejahteraanya ditengah wabah Covid," terangnya.

              Mengenai  permasalahan  pendataan  kartu  prakerja,  ia  melanjutkan,  harus  ada  prakerja  yang
              offline untuk masyarakat yang tidak dapat mengakses secara online. Begitupun pekerja yang
              tidak masuk di BPJS ketenagakerjaan harus dibuatkan strategi dan kebijakan lain.

              Terhadap hal ini, ia menegaskan agar Kemententerian tenaga kerja memberikan data prakerja
              dan BSU yang terdata online kepada daerah, agar dapat disinergikan dan diinventarisir data
              masyarakat yang telah ikut program ini.

              "Pokoknya  aspirasi  dan  masukan  dari  pertemuan  ini  akan  kami  bawa  ke  sidang  DPR  untuk
              diperbaiki dan disempurnakan penyalurannya," tegas Ansory.

              Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., yang menerima
              kunjungan  ini  di  Ruang  Rapat  Utama  Kantor  Gubernur  NTB,  menyampaikan  kondisi  Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) di NTB. Akibat pandemi selama setahun belakangan ini, banyak yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja. Termasuk juga pekerja yang sudah memenuhi syarat
              untuk bekerja diluar negeri terpaksa ditunda keberangkatannya.

              Hal ini menjadi persoalan tersendiri bagi daerah. PMI yang pulang kembali ke NTB, diperlakukan
              dengan baik dengan menerapkan protokol Covid-19. Termasuk kelanjutan pekerjaan mereka
              akan dikoordinasikan dengan Kabupaten/Kota.

              Mengenai  kartu  prakerja  dan  BSU  ia  menyampaikan  bahwa  masih  banyak  masyarakat  yang
              belum terjangkau program kartu prakerja akibat minimnya pemahaman dan persoalan fasilitas
              seperti jaringan yang tidak mendukung dan peralatan komputer atau gadget untuk mengakses
              secara online. Begitu juga dengan BSU untuk pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan
              saja yang dapat. Padahal masih banyak pekerja yang belum terdata.

              "Ini harus menjadi atensi pemerintah pusat. Semoga kendala ini dapat disampaikan komisi IX
              kepada pemerintah," harap Sekda.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, Hj. Wismaningsih, menyampaikan,
              tentang kesulitan pendataan secara online. Ini salah satu penyebab masih rendahnya pengikut
              program prakerja. Termasuk kendala fasilitas dan prasarana.

              "Kendala  kami  masih  minim  masyarakat  yang  memahami  dan  ramah  IT  di  desa-desa.  Kami
              berharap ada upaya offline bagi masyarakat yang belum ramah IT," ungkapnya.







                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76