Page 114 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2021
P. 114
Ringkasan
Semakin meningkatnya otomatisasi menjadi tantangan tersendiri di dunia ketenagakerjaan
dewasa ini. Maka dari itu, tantangan di dunia ketenagakerjaan ini perlu disikapi dengan
memaksimalkan potensi diri melalui rescaling.
KEMENAKER UNGKAP TIGA TANTANGAN DALAM TRANSFORMASI
KETENAGAKERJAAN
Semakin meningkatnya otomatisasi menjadi tantangan tersendiri di dunia ketenagakerjaan
dewasa ini. Maka dari itu, tantangan di dunia ketenagakerjaan ini perlu disikapi dengan
memaksimalkan potensi diri melalui rescaling.
Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengungkapkan, selain munculnya jenis
pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya, transformasi ketenagakerjaan juga akan
menurunkan kebutuhan akan jenis pekerjaan tertentu.
Misalkan saja, petugas pengirim surat yang dulunya diandalkan dalam perusahaan, sekarang
sudah tidak dibutuhkan lagi karena adanya teknologi yang mempermudah siapapun untuk saling
terhubung. Saat ini pekerjaan otomatisasi seperti artificial intelligence/AI yang saat ini banyak
dibutuhkan perusahaan-perusahaan teknologi.
“Saya sudah memetakan jenis pekerjaan yang menurun tingkat permintaannya dan ada juga
yang naik seperti misalkan AI yang membutuhkan skill, ahli big data, ahli pemasaran digital,
otomatisasi peroses hingga ahli manajemen risiko,” kata Anwar dalam acara Pasar Saksi, Kamis
(29/7/2021).
Adapun tantangan dalam transformasi ketenagakerjaan yaitu pertama skill transformation.
Menurut Anwar, saat ini ada banyak pekerjaan baru muncul meninggalkan pekerjaan lama.
Sehingga, penting untuk mendapatkan pemahaman mengenai jenis pekerjaan baru tersebut.
“Karena lapangan kerja baru muncul, kita harus mempersiapkan keterampilan apa yang harus
dimiliki. Misalkan, coding, ataupun data analisis,” kata dia.
Kedua adalah job transformation yang membuat siapapun bisa bekerja dari mana saja dan kapan
saja. Hal ini juga disikapi positif oleh beberapa usaha, seperti kafe yang saat ini tidak hanya
tempat yang menyediakan makanan dan minuman saja, namun bisa digunakan untuk tempat
bekerja.
“Kenapa bisnis kafe tumbuh subur? karena memang kafe tidak semata-mata hanya untuk
menghilangkan kepenatan, untuk istirahat ngopi, tapi juga untuk tempat bekerja,” ucap dia.
Di sisi lain, melalui revolusi industry 4.0, banyak orang menjalani berbagai macam pekerjaan
dalam satu waktu. Hanya saja untuk melakukan itu, perlu mekanisme pemikiran yang
memumpuni sehingga bisa membagi segala urusan dengan tepat.
Ketiga adalah society transformation yang mengalami ketimpangan. Misalkan saja akses
komputer, smartphone, dan jaringan internet yang memumpuni untuk menunjang kinerja.
“Ini menurut saya suatu hal yang tidak bisa dihindari. Fenomena digital device menjadi
ketimpangan dalam memperoleh akses computer, smartphone, dan jaringan internet,” jelas dia.
Ia menambahkan, meskipun saat ini pekerja bisa menjalankan lebih dari satu profesi sekaligus,
namun di tengah pandemi dan perekonomian yang lesu, memunculkan kekhawatiran akan
113