Page 71 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2021
P. 71
Strategi ketiga yakni dengan mengoptimalkan fungsi pemagangan untuk menambah
pengalaman kerja. Lalu keempat, peningkatan softskill dan produktivitas kerja.
"Kelima, melakukan redesain kurikulum dan metode dengan pendekatan human digital skill dan
metode blended learning, serta terakhir mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia inudstri,
lembaga diklat, Asosiasi seperti Kadin dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk
kebutuhan kompetensi," urai Anwar Sanusi, Kamis (29/7).
Adapun untuk meningkatkan mutu pelatihan vokasi dan penguatan akses, Kemnaker telah
mengeluarkan berbagai kebijakan. Mulai dari masuk BLK tanpa syarat umur dan latar belakang
pendidikan, memasifkan output pelatihan, BLK Komunitas, triple skilling serta beberapa lainnya.
Anwar Sanusi mengungkapkan, kapasitas pelatihan vokasi nasional relatif cukup besar sepanjang
mampu mengoptimalkan seluruh potensi lembaga-lembaga pelatihan. Ada 109 pusat pelatihan
di 17 Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki kapasitas 1,2 juta orang.
Kemudian bidang industri memiliki 799 pusat pelatihan yang mampu melatih kapasitas 1,4 juta
orang; dan 2.127 BLK Komunitas berkapasitas 204.149 orang.
Selain itu, masih ada 524 Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) dan 305 BLK pemerintah
dengan kapasitas 300.898 orang, 5.020 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta dengan kapasitas
2.239.608 orang, serta beberapa lainnya.
"Kalau semua diintegrasikan jumlahnya 5.443.181 orang/tahun. Dengan dukungan infrastruktur
dan potensi besar, semoga mampu menjawab tantangan menghadapi dampak Covid-19 dengan
komitmen yang kuat," tutup Anwar Sanusi. rmol news logo article
70