Page 147 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 NOVEMBER 2020
P. 147
MENKO AIRLANGGA YAKIN KEHADIRAN FINTECH MAMPU KURANGI
PENGANGGURAN
Financial technology atau fintech diyakini akan memainkan peran sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi nasional. Kehadiran fintech diyakini bisa mengurangi pengangguran di
Tanah Air.
"Pemerintah melihat tantangan fintech saat ini juga diharapkan bisa jawab tantangan terhadap
potensi pengangguran terbuka. Sehingga fintech dapat dorong kegiatan UMKM dan
kewirausahaan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara
Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Dia menambahkan, selain peran dari fintech untuk menekan tingginya angka pengangguran,
pemerintah juga memainkan peran. Salah satunya melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja.
UU tersebut diharapkan, mampu mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru. Hingga bisa
mentransformasi ekonomi secara nasional.
"Kami harap ini dapat membangun dan mereform sekaligus menumbuhkan kembali
perekonomian nasional," jelas dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja Agustus 2020 mencapai
138,22 juta orang. Sementara jumlah orang bekerja hanya 128,45 juta orang, atau setara
dengan 95 persen. Sementara jumlah orang tidak bekerja atau pengangguran 9,77 juta orang,
atau sekitar 5 persen.
Adapun persentase pekerja pada periode tersebut didominasi oleh sektor informal. Di mana
pekerja informal pada Agustus 2020 mencapai 60,47 persen. Sementara sisanya bekerja di
sektor formal hanya tercatat 39,53 persen.
Reporter: Dwi Aditya Putra Sumber: Merdeka.com Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS)
melaporkan, sektor ketenagakerjaan masih terdampak akibat pandemi Covid-19. Hingga Agustus
2020, jumlah pengangguran di seluruh Tanah Air bertambah sebanyak 2,67 juta orang menjadi
total 9,77 juta orang.
Namun demikian, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyampaikan, terdapat tiga sektor yang tetap
menyerap jumlah tenaga kerja paling banyak. Ketiga sektor itu yakni pertanian (29,76 persen),
perdagangan (19,23 persen), dan industri pengolahan (13,61 persen).
"Ada tiga sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, yaitu pertanian, perdagangan dan industri
pengolahan," kata Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (5/11/2020).
Menurut dia, pandemi Covid-19 turut menimbulkan pergeseran di sisi permintaan (demand) pada
ketiga sektor tersebut. Pertanian mengalami pergeseran demand sebesar 2,23 persen,
sementara perdagangan sebesar 0,46 persen.
"Kemudian untuk perdagangan eceran 0,48 persen. Untuk jasa lainnya tipis, demikian jasa
kesehatan dan informasi komunikasi," ungkap Suhariyanto.
Sebagai catatan, per Agustus 2020 terdapat penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang.
Jumlah angkatan kerja mengalami pertambahan sebanyak 2,36 juta orang, sehingga total
penduduk bekerja sebanyak 128,45 juta orang.
" Pengangguran masih didominasi di perkotaan atau sebesar 8,98 persen dibanding pedesaan
4,71 persen," tukas Suhariyanto.
146