Page 187 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 NOVEMBER 2020
P. 187
Sedangkan pada Agustus 2020, tercatat 3,02 juta orang penduduk bekerja dan 203 ribu orang
menganggur.
"Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.
Dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 69 ribu orang dan
pengangguran bertambah sebanyak 23 ribu orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau
Misfaruddin, Selasa (10/11).
Misfaruddin menyampaikan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Provinsi Riau Agustus
2020 tercatat 65,24 persen atau meningkat 0,30 persen poin dibanding Agustus 2019.
Peningkatan TPAK memberikan indikasi adanya peningkatan potensi ekonomi dari sisi pasokan
(suplai) tenaga kerja.
"Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki dan TPAK perempuan terlihat sangat berbeda. Pada
Agustus 2020, TPAK laki-laki sebesar 83,25 persen sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar
46,40 persen. Namun jika dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki
mengalami penurunan sebesar 0,49 persen poin sedangkan TPAK perempuan mengalami
peningkatan sebesar 1,14 persen poin," jelas Misfaruddin.
Selain itu, Misfaruddin juga mengatakan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan
atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT di Provinsi Riau pada Agustus 2019 sebesar 5,76 persen
naik menjadi 6,32 persen pada Agustus 2020. Hal ini merupakan efek dari terhambatnya
berbagai kegiatan ekonomi ditengah situasi pandemi.
Sementara itu, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada
Agustus 2020, TPT di wilayah perkotaan sebesar 8,73 persen, sedangkan TPT di perdesaan
hanya sebesar 4,69 persen. Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan meningkat
sebesar 0,96 persen poin dan TPT perdesaan meningkat sebesar 0,29 persen poin.
"Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2020, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) telihat lebih tinggi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 10,51 persen," tuturnya.
Dikatakan Misfaruddin, TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Umum (SMU)
sebesar 8,95 persen dan Universitas sebesar 7,05 persen. Dengan kata lain, ada penawaran
tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK, SMU dan Universitas.
"Angkatan kerja yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja
sehingga angka TPT pada pendidikan rendah terlihat lebih kecil. Jika dibandingkan kondisi
setahun yang lalu, terjadi peningkatan TPT kecuali pada tingkat pendidikan diploma dan
universitas," ujarnya, (anf)
186