Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 117

Kemnaker  terus  mendorong  pengelola  BLK,  terutama  BLK  milik  Pemerintah  daerah  agar
              pelatihan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha (DUDI) setempat,
              sehingga alumni pelatihan dapat langsung terserap ke pasar kerja.

              Menurut  Ida,  Maluku  Utara  merupakan  salah  satu  daerah  yang  menjadi  harapan  bagi
              pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur karena memiliki banyak sumber daya yang harus
              dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan
              kerja baru.

              "Ayo, kita kolaborasi, baik pemerintah dan swasta untuk siapkan SDM kompeten! SDM Maluku
              Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran
              kita  yang  semakin  tinggi.  Kita  tidak  bisa  melakukan  kerja  biasa-biasa  saja.  Kita  harus  bisa
              menjawab kebutuhan, tantangan, dan dinamika ketenagakerjaan," katanya.

              Dalam kesempatan ini, Ida juga mengajak seluruh pengelola BLK, termasuk BLK Ternate agar
              melakukan transformasi.
              Transformasi BLK dilakukan dengan berbagai cara mulai dari reformasi kelembagaan, redesain
              substansi pelatihan, revolusi SDM, reviltasisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK,
              dan relationship.

              Selama ini Kemnaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan
              munculnya  peluang  usaha  dan  jenis  pekerjaan  baru  di  era  pandemi.  Di  antaranya  adalah
              kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja.

              Selain itu, dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills;
              perubahan  kurikulum  dan  metode  yang  berfokus  pada  human  digital  online  (menggunakan
              metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri
              untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

              Sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, sambungnya, terutama dari dunia usaha
              dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting. Sebab dengan dilakukannya sinergi,
              maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah
              terserap.

              Lebih lanjut Ida menyebut, dunia usaha sebagai penyerap tenaga kerja memiliki peran besar
              dalam menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan agar proses link
              and match antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.

              "Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM
              bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,"
              tandasnya.





















                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122