Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 121

"Kalau BLK ternyata akan melahirkan pengangguran baru, tidak usah bangun BLK Sofifi di Maluku
              Utara  ini.  Tutup  saja  BLK.  Buat  apa  kalau  pelatihan  kita  lakukan  justru  malah  menambah
              pengangguran baru," kata Menaker Ida di BLK Ternate, Jumat (5/3).

              Maluku  Utara,  ujar  Menteri  Ida,  merupakan  salah  satu  daerah  yang  menjadi  harapan
              pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur karena memiliki banyak sumber daya yang harus
              dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang akan menciptakan lapangan kerja baru.

              "Ayo, kita kolaborasi, baik pemerintah dan swasta untuk siapkan SDM kompeten. SDM Maluku
              Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran
              kita  yang  semakin  tinggi.  Kita  tidak  bisa  melakukan  kerja  biasa-biasa  saja.  Kita  harus  bisa
              menjawab kebutuhan, tantangan, dan dinamika ketenagakerjaan," ungkapnya.

              Dalam  kesempatan  ini,  Menaker  Ida  juga  mengajak  seluruh  pengelola  BLK,  termasuk  BLK
              Ternate agar melakukan transformasi dengan berbagai cara mulai dari reformasi kelembagaan,
              redesain  substansi  pelatihan,  revolusi  SDM,  reviltasisasi  fasilitas  dan  sarana  prasarana,
              rebranding BLK dan relationship.

              Selama ini, Kemenaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan
              munculnya  peluang  usaha  dan  jenis  pekerjaan  baru  di  era  pandemi.  Di  antaranya  adalah
              kebijakan  Triple  Skilling  yakni  skilling,  re-skilling,  dan  up-skilling  bagi  pekerja.  Selain  itu,
              dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skills, perubahan
              kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended
              training)  serta  kolaborasi  dengan  semua  stakeholders,  terutama  pelaku  industri  untuk
              menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

              Menurut Menaker Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders terutama dari dunia
              usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting. Sebab dengan dilakukannya
              sinergi, maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan
              lebih mudah terserap.

              Dunia usaha merupakan penyerap tenaga kerja yang memiliki peran besar dalam menentukan
              kompetensi yang dibutuhkan saat ini, dan di masa depan agar proses link and match antara
              pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.

              "Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM
              bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,"
              tukasnya.(OL-5).



























                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126