Page 131 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 131

bekerja. "Faktanya BLK yang dikelola pemerintah daerah memang tidak serius, banyak BLK yang
              mangkrak. Pemerintah daerah kalau tidak mau peduli dengan BLK daerah maka investor akan
              kesulitan untuk mendapatkan SDM di daerah tersebut," ucap Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh
              Indonesia (OPSI) Timboel Siregar saat dihubungi pada Jumat (5/3). Secara terpisah, Menteri
              Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  BLK  harus  berperan  untuk memenuhi  kebutuhan
              dunia  industri  terhadap  tenaga  kerja.  Namun  kondisi  yang  terjadi  saat  ini  yaitu  BLK  justru
              menjadi penyumbang terbesar terhadap jumlah pengangguran.



              KINERJA BLK DI DAERAH BELUM BERDAMPAK OPTIMAL UNTUK PENYERAPAN
              TENAGA KERJA

              JAKARTA, - Upaya pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) di daerah dinilai belum berjalan
              optimal. Hal ini turut mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di daerah. Sebab investor akan
              datang ke daerah yang sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bisa untuk memenuhi
              industri atau siap bekerja.

              "Faktanya  BLK  yang  dikelola  pemerintah  daerah  memang  tidak  serius,  banyak  BLK  yang
              mangkrak. Pemerintah daerah kalau tidak mau peduli dengan BLK daerah maka investor akan
              kesulitan untuk mendapatkan SDM di daerah tersebut," ucap Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh
              Indonesia (OPSI) Timboel Siregar saat dihubungi pada Jumat (5/3).

              Pada  tahun  2020  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  telah  membangun  1.014  BLK
              Komunitas  di  seluruh  Indonesia.  Sebelumnya  di  tahun  2019  Kemnaker  telah  melakukan
              pembangunan  988  BLK  Komunitas,  bila  dikumulatifkan  dari  tahun  2017  sampai  tahun  2020
              Kemnaker telah membangun 2.127 BLK Komunitas.

              Timboel  mengatakan  pelatihan  yang  dilaksanakan  di  BLK  juga  harus  memenuhi  kebutuhan
              industri.  Dalam  hal  ini  komite  vokasi  nasional  harus  memberikan  data  kebutuhan  industri
              mengenai SDM yang dibutuhkan. Menurutnya harus ada kesesuaian antara kebutuhan industri
              dengan  pelatihan  yang  dilakukan  di  BLK.  Misalnya  yang  terkait  dengan  TI  (Teknologi  dan
              Informasi) pemerintah pusat dan daerah harus menginvestasikan peralatan yang bisa menjadi
              alat kerja dari tenaga kerja.

              "Sehingga kegiatan yang dilakukan oleh pencari kerja melalui upskilling dan reskilling, benar
              benar memenuhi kebutuhan industri," ucap Timboel.

              Upaya penyerapan tenaga kerja harus dilakukan melalui kombinasi antara BLK pemeritnah pusat,
              BLK pemerintah daerah dansistem pemagangan. Dengan kombinasi tiga hal ini pelatihan di BLK
              yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan daerah benar benar bisa memenuhi kebutuhan
              industri dari sisi modul, peralatan, dan instruktur, "Jadi memang benar benar (harus) terintegrasi
              seluruh BLK yang diselenggarakan pemerintah pusat, daerah serta sistem pemangangan," ucap
              Timboel.

              Secara terpisah, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan BLK harus berperan untuk
              memenuhi kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja. Namun kondisi yang terjadi saat ini
              yaitu BLK justru menjadi penyumbang terbesar terhadap jumlah pengangguran.

              "Kita  tidak  bisa  melakukan  pekerjaan  yang  biasa-biasa  saja  kita  harus  bekerja  extraordinary
              menjawab  kebutuhan  dan  tantangan  dinamika  ketenagakerjaan.  Saya  mengajak  seluruh
              pengelola BLK termasuk BLK di Ternate untuk melakukan transformasi BLK," ucap Ida pada acara
              pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Ternate, Maluku Utara, Jumat
              (5/3).



                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136