Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 136

foto/dok  TERNATE  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menjadikan  program
              transformasi balai latihan kerja (BLK) sebagai salah satu lompatan besar yang dilaksanakan pada
              saat  ini.  Hal  itu  untuk  memperkuat  pelatihan  vokasi  sebagai  program  unggulan  peningkaan
              kualitas SDM Indonesia.

              "Arah kebijakan dari program transformasi BLK adalah mengubah secara total BLK sebagai balai
              pelatihan vokasi yang menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja
              yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida
              Fauziyah pada acara pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Ternate,
              Maluku  Utara,  Jumat  (5/3/2021).  (  Dalam  mensukseskan  program  tersebut,  Kemnaker
              menjadikan  agenda  6R  sebagai  perhatian  utaman.  6R  yang  dimaksud  yaitu  reformasi
              kelembagaan,  redesain  substansi  pelatihan,  revolusi  SDM,  reviltasisasi  fasilitas  dan  sarana
              prasarana, rebranding BLK, dan relationship.

              Sementara  untuk  mempersiapkan  pelatihan  vokasi  dalam  menghadapi  proses  transformasi
              ketenagakerjaan akibat pandemi dan revolusi industri 4.0, Kemnaker telah menyusun sejumlah
              kebijakan agar pelatihan vokasi sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan
              baru di era pandemi.

              Di antara kebijakan yang disusun adalah kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan
              up-skilling  bagi  pekerja;  optimalisasi  pemagangan  berbasis  jabatan;  peningkatan  soft  skills;
              perubahan  kurikulum  dan  metode  yang  berfokus  pada  human  digital  online  (menggunakan
              metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri
              untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

              Menurut Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan
              industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting. Sebab dengan dilakukannya sinergi,
              maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah
              terserap.

              "Di sini (BLK) harus jadi titik kumpul teman-teman dunia usaha dan industri untuk menjawab
              kebutuhan  industri  dan  mendapatkan  manfaat  dari  BLK.  Jangan  sampai  BLK  melahirkan
              pengangguran baru," tandas Ida. (  Dia menyebutkan dunia usaha sebagai penyerap tenaga
              kerja yang memiliki peran besar dalam menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di
              masa depan agar proses link and match antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.

              "Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM
              bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,"
              ucapnya.

              (uka).






















                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141