Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MARET 2021
P. 138

Oleh  karena  itu,  Kemnaker  terus  mendorong  pengelola  BLK,  terutama  BLK  milik  Pemerintah
              daerah agar pelatihan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha (DUDI)
              setempat, sehingga alumni pelatihan dapat langsung terserap ke pasar kerja.

              "Kalau BLK ternyata akan melahirkan pengangguran baru, tidak usah bangun BLK Sofifi di Maluku
              Utara  ini.  Tutup  saja  BLK.  Buat  apa  kalau  pelatihan  kita  lakukan  justru  malah  menambah
              pengangguran baru," kata Ida di BLK Ternate, Maluku Utara, Jumat (5/3/2021).

              Ida  mengatakan,  Maluku  Utara  merupakan  salah  satu  daerah  yang  menjadi  harapan  bagi
              pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur karena memiliki banyak sumber daya yang harus
              dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan
              kerja baru.

              "Ayo, kita kolaborasi, baik pemerintah dan swasta untuk siapkan SDM kompeten! SDM Maluku
              Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran
              kita  yang  semakin  tinggi.  Kita  tidak  bisa  melakukan  kerja  biasa-biasa  saja.  Kita  harus  bisa
              menjawab kebutuhan, tantangan, dan dinamika ketenagakerjaan," tegasnya.

              Dalam kesempatan ini, Ida juga mengajak seluruh pengelola BLK, termasuk BLK Ternate agar
              melakukan transformasi BLK. Transformasi dilakukan dengan berbagai cara mulai dari reformasi
              kelembagaan,  redesain  substansi  pelatihan,  revolusi  SDM,  reviltasisasi  fasilitas  dan  sarana
              prasarana, rebranding BLK, dan relationship.

              Selama ini Kemnaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan
              munculnya  peluang  usaha  dan  jenis  pekerjaan  baru  di  era  pandemi.  Di  antaranya  adalah
              kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja.

              Selain itu, dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills;
              perubahan  kurikulum  dan  metode  yang  berfokus  pada  human  digital  online  (menggunakan
              metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri
              untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

              Menurut Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan
              industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting. Sebab dengan dilakukannya sinergi,
              maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah
              terserap.

              Kata  Ida,  dunia  usaha  sebagai  penyerap  tenaga  kerja  yang  memiliki  peran  besar  dalam
              menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan agar proses link and match
              antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.

              "Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM
              bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri,"
              ucapnya.

















                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143