Page 124 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 FEBRUARI 2021
P. 124
memastikan pekerja migran Indonesia (PMI) yang diberangkatkan ke Arab Saudi sudah jelas
majikannya.
"Sehingga Syarikah (perusahaan penempatan di Arab Saudi), hanya bersifat administratif saja.
PMI yang sampai di Arab Saudi langsung ditempatkan ke majikan, tidak menunggu di Syraikah,"
kata Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi), Timboel Siregar kepada
Beritasatu.com, Kamis (11/2/2021).
Timboel berharap ada strategi pemerintah untuk memastikan PMI bisa langsung ditempatkan ke
majikan di Saudi Arabia, tidak menanti di Syarikah, apalagi sampai berhari-hari dan berbulan-
bulan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan perwakilan Pemerintah Indonesia di Arab Saudi
dapat akses mudah ke Syarikah sehingga PMI tetap terpantau dan dilindungi. "Saya berharap
juga Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK) bisa memastikan P3MI ikut bertanggung jawab atas
perlakuan syarikah dan atau majikan di Saudi Arabia yang tidak baik kepada PMI," kata Timboel.
Ia mengatakan, dengan kemajuan teknologi saat ini pemerintah bisa membuat aplikasi-aplikasi
yang mampu menjawab permasalahan selama ini di negara tujuan untuk memastikan
perlindungan PMI. "Jangan sampai Pemerintrah hanya membuat aplikasi untuk memudahkan
penempatan PMI saja minus perlindungan PMI," kata dia.
Terkait proses dengan melibatkan Syarikah, kata dia, adalah konsep penempatan PMI dari
perusahaan ke perusahaan, bukan langsung ke majikan perseorangan. Pada praktiknya banyak
masalah juga dengan sistem Syarikah ini. Banyak PMI yang kemudian ditampung di syarikah,
lalu baru dicari majikannya bahkan ada yang "dipajang-pajang" dan majikan memilih mana yang
mau diambil.
Setelah direkrut oleh majikan, bila majikan tidak cocok maka PMI dikembalikan ke syarikahnya
dan berdasarkan laporan NGO buruh migran, ada PMI yang diperlakukan tidak baik di
syarikahnya. Jadi sistemnya masih sama seperti agen-agen yang lalu.
Ada PMI sudah empat bulan di syarikah tidak ada majikan yang mau ambil, ya akhirnya semacam
"disekap". Untungnya PMI tersebut bisa menghubungi keluarganya di Indonesia dan kemudian
teman-teman mengadvokasi PMI tersebut dan bisa dipulangkan.
Cerita dari korban PMI ini, ada ratusan di syarikah itu yang ditampung dan belum dapat majikan.
Sementara itu P3MI yang ada di Indonesia tidak bisa memastikan PMI kita langsung bekerja di
majikan di Saudi Arabia. Pemerintah Indonesia tidak mampu mengakses dengan mudah ke
Syarikah tersebut untuk melindungi PMI.
"Tentunya kejadian-kejadian seperti di atas tidak boleh lagi terjadi, dan harus ada perbaikan
signifikan untuk melindungi PMI kita khususnya ketika PMI kita sampai di Arab Saudi," tegas
Timboel.
Pada Selasa, 9 Februari 2021, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah memaparkan SPSK untuk
penempatan PMI ke Arab Saudi di hadapan anggota Komisi IX DPR RI.
Penempatan PMI melalui SPSK dilatarbelakangi antara lain karena Kerajaan Saudi Arabia telah
memiliki regulasi dan tata kelola baru pelindungan pekerja asing sektor domestik. Di sisi lain,
permintaan dan minat PMI bekerja ke Saudi Arabia (sektor domestik) cukup tinggi dan sebagai
upaya mengatasi banyaknya PMI yang berangkat secara unprosedural dengan visa
ziarah/umroh.
123

