Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2021
P. 38

Juga pemisahan orang yang terkonfirmasi, terutama yang bergejala, agar tidak terjadi kontak
              erat dengan yang sehat. Dengan begitu, kasus aktif harian bisa diturunkan. "Positivity rate turun,
              BOR turun, dan angka kematian turun," tutur dia.

              Idealnya, lanjut Ginting, kasus harian bisa turun hingga menjadi 10 ribuan per hari. Kemudian
              diikuti penurunan bed occupancy ratio (BOR) di bawah 40 persen dan terus melandai hingga titik
              terendah.

              Dia  mengatakan,  dalam  situasi  seperti  saat  ini,  pengetesan,  pelacakan  kontak  isolasi,  serta
              karantina di desa dan kelurahan tidak boleh menurun. Saat ini semua proses telah diserahkan
              ke Kementerian Kesehatan sejak Maret 2021. Ketika masih di satgas, rasio penelusuran kontak
              erat  adalah  1:8.  Dengan  kata  lain  memeriksa 8  orang per  1  kasus.  Rasionya  saat  ini  sudah
              bertambah menjadi 1:15 orang. Namun, itu masih jauh dari ideal sesuai panduan WHO, yakni
              1:30 orang.

              Ginting menyebutkan, saat ini sebagian besar dari mereka yang positif berdiam di rumah masing-
              masing untuk isolasi mandiri (isoman). "Ini harus didampingi agar tidak terjadi perburukan. Jika
              perburukan, alamat tumpah ruah ke rumah sakit," katanya.

              Tim  kesehatan  di  posko  desa  dan  kelurahan  serta  RT/RW  bersama  satgas  Covid-19  harus
              melakukan  pendampingan  ke  warga  yang  isoman  seperti  mengenali  gejala,  demam,  dan
              sesaknapas.  Saturasi  juga  tidak  boleh  turun  di  bawah  95.  Pemberian  obat  dan  tata  kelola
              komorbid juga harus disertai pendampingan.

              Di sisi lain, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal merespons wacana
              perpanjangan  PPKM  darurat  selama  empat  hingga  enam  minggu.  Diamenegaskan  bahwa
              kebijakan itu harus dilaksanakan dengan pengaturan yang jelas dan tegas. Dengan demikian,
              tujuan untuk menekan angka penularan benar-benar tercapai.

              Pemerintah  juga  harus  memastikan  tidak  ada  pelanggaran  terhadap  hak-hak  buruh.  Tidak
              tertutup kemungkinan pula, dalam situasi PPKM darurat, perusahaan melakukan PHK terhadap
              buruh. "Terus terang, saatini ancaman adanya ledakan PHK sudah di depan mata. Karena saat
              ini sudah banyak perusahaan yang mengajak serikat pekerja berunding untuk membicarakan
              program pengurangan karyawan," ungkapnya.

              Selain  itu,  lanjut  Iqbal,  sudah  ada  pekerja  yang  dirumahkan  dan  bisa  dipastikan  upahnya
              terancam  akan  dipotong.  Buruh  meminta  pengusaha  nakal  yang  melakukan  PHK  di  tengah
              pandemi  dan  memotong  upah  ditindak.  "KSPI  meminta  pelaksanaan  PPKM  darurat  diikuti
              perlindungan terhadap hak-hak buruh," tegasnya.

              Perlindungan itu termasuk risiko penularan Covid-19 di klaster perusahaan.

              Terpisah,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  bersama  Kamar  Dagang  dan  Industri
              (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta sejumlah pimpinan konfederasi
              serikat pekerja/serikat buruh menggelar deklarasi gotong royong PPKM darurat.

              Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
              Pandjaitan  menegaskan  bahwa  pemerintah  tak  bisamenyelesaikan  persoalan  Covid-19  tanpa
              kerja  sama  dengan  para  pengusaha  maupun  pekerja.  Semua  pihak  harus  bahu-membahu
              mengatasi pandemi. "Kunci utama bukan obat, bukan vaksin, tapi protokol kesehatan. Kita harus
              paralel seiring berjalan," tegasnya.

              Menaker Ida Fauziyah menambahkan, deklarasi tersebut merupakan bentuk komitmen bersama
              sekaligus kolaborasi antara pemerintah pengusaha, dan pekerja/buruh agar dapat mengatasi
              tantangan ketenagakerjaan (tau/ dee/mia/c9/fal)


                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43