Page 63 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 63

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkap, lonjakan klaim imbas dari
              PHK tidak bisa dihindari. Pihaknya melaporkan, sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan klaim
              hingga 20,01% atau mencapai Rp 36,5 triliun.



              PANDEMI BIKIN MARAK PHK, KLAIM BP JAMSOSTEK NAIK JADI RP 36,5 T

              Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor
              ketenagakerjaan. Hal itu kemudian meningkatkan klaim atas berbagai asuransi pekerja salah
              satunya BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

              Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkap, lonjakan klaim imbas dari
              PHK tidak bisa dihindari. Pihaknya melaporkan, sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan klaim
              hingga 20,01% atau mencapai Rp 36,5 triliun.
              Lonjakan klaim paling tinggi terjadi pada Jaminan Hari Tua (JHT) imbas PHK mencapai 15,22%
              atau  sebanyak  2,2  juta  pengajuan  klaim  dengan  nominal  yang  juga  melonjak  24,25%  atau
              sebesar Rp 26,64 triliun.

              Sehingga, total klaim JHT sepanjang 2020 mencapai Rp 33,1 triliun untuk 2,5 juta kasus, lalu
              Jaminan  Kematian  (JKM)  sebanyak  34,7  ribu  kasus  dengan  nominal  sebesar  Rp  1,35  triliun,
              Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 221,7 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp 1,55
              triliun, dan Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 97,5 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp 489,47
              miliar.

              Meski  begitu,  menurut  Agus  Susanto,  di  saat  bersamaan  terjadi  peningkatan  pada  kinerja
              kepesertaan BP Jamsostek. Hingga akhir Desember 2020, kepesertaan BP Jamsostek meningkat
              menjadi total 50,72 juta pekerja.
              Sementara dari sisi perusahaan peserta atau pemberi kerja mencapai 683,7 ribu perusahaan.

              Melalui inisiatif Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (PERISAI), BPJAMSOSTEK juga mendorong
              kepesertaan pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) dan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).

              Terhitung  sejak  2017  sampai  dengan  akhir  Desember  2020,  PERISAI  ini  telah  berkontribusi
              positif terhadap kepesertaan sebesar 1,6 juta peserta dengan total iuran Rp 364,2 miliar yang
              dilakukan oleh 4.694 PERISAI aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.

              Sementara  untuk  perlindungan  kepada  Pekerja Migran  Indonesia  (PMI),  terhitung  Desember
              2020, sebanyak 376,6 ribu PMI telah terlindungi oleh program BP Jamsostek dengan nilai iuran
              mencapai Rp 31,9 miliar.

              "Walaupun banyak terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat berkurangnya pendapatan
              usaha sebagai dampak dari pandemi COVID-19, BPJAMSOSTEK tetap dapat melakukan akuisisi
              peserta sebanyak 17,4 juta untuk tahun 2020," ujar Agus dalam keterangan resminya, Selasa
              (19/1/2021).

              Bersambung ke halaman selanjutnya.

              Selain itu, BP Jamsostek juga melaporkan kinerja positif lainnya yang diraih sepanjang 2020.
              Antara lain kinerja pada bidang investasi dan pelayanan.

              Sepanjang tahun 2020, penerimaan iuran (unaudited) BP Jamsostek tercacat berhasil dibukukan
              sebesar Rp 73,31 triliun, walaupun terdapat implementasi PP 49 Tahun 2020 tentang relaksasi
              iuran Program JKK, JK sebesar 99% dan penangguhan Program JP sebesar 99%.


                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68