Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 NOVEMBER 2020
P. 110
Sementara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keynote speech menjelaskan Kartu
Prakerja adalah program yang masih sangat muda, di mana saat Sakernas dilaksanakan pada
Agustus 2020, program baru berjalan efektif 2 bulan dengan jumlah penerima kurang dari 50
persen.
JANGAN KAGET! PENERIMA KARTU PRAKERJA DIDOMINASI WARGA PERKOTAAN
Survei BPS terkait Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2020 menunjukkan
sejumlah temuan menarik tentang program Kartu Prakerja. Penerima Kartu Prakerja mayoritas
laki-laki (58 persen), tinggal di perkotaan (76 persen), usia muda, dan pendidikan SMA ke atas
(91 persen).
Kepala BPS, Suhariyanto, dalam kesempatan diskusi daring "Survei BPS Bicara tentang Kartu
Prakerja", mengatakan alasan utama peserta program Kartu Prakerja tetap untuk meningkatkan
keterampilan kerja (skill), baru disusul alasan mencari insentif, masing-masing sebanyak 48
persen dan 27 persen dari penduduk usia 18 tahun ke atas.
BPS juga mencatat 88,9 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan
mengatakan program Kartu Prakerja meningkatkan keterampilan kerja mereka. Insentif
umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (81 persen), ditabung (33 persen),
dan modal usaha (23 persen). Penerima berasal dari 34 provinsi se-Indonesia, dengan penerima
terbanyak Jawa Barat (16 persen), disusul DKI Jakarta (10 persen) dan Jawa Timur (9,8 persen).
Sedangkan provinsi dengan penerima paling sedikit adalah Papua Barat (0,08 persen), Gorontalo
(0,37 persen), dan Papua (0,46 persen).
Suhariyanto mengungkapkan "Sakernas 2020 ini berbeda dengan survei sebelumnya. ''Kali
pertama kami tambahkan beberapa pertanyaan terkait dampak Covid-19, program Kartu
Prakerja, dan persepsi mengenai program pemerintah terkait bantuan sosial. Sakernas Agustus
2020 mempunyai jumlah sampel 30 ribu blok sensus atau sekitar 300 ribu rumah tangga yang
menyebar di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia," katanya.
Sementara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keynote speech menjelaskan Kartu
Prakerja adalah program yang masih sangat muda, di mana saat Sakernas dilaksanakan pada
Agustus 2020, program baru berjalan efektif 2 bulan dengan jumlah penerima kurang dari 50
persen. "Hasil Sakernas ini penting sebagai bahan evaluasi program, melengkapi 3 survei
Manajemen Pelaksana, dan Sakernas ini mengkonfirmasi dampak positif Program Prakerja dalam
meningkatkan keterampilan kerja," lanjut Airlangga.
Buruan Daftar! Kuota Kartu Prakerja Ke-10 Hanya Tersisa 116.261 Sementara Direktur Eksekutif
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni P Purbasari menegaskan pihaknya serius
menjaga kualitas pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja, agar betul-betul membekali
keterampilan peserta. Untuk bisa diterima, sebuah pelatihan harus lolos asesmen berlapis dari
Platform Digital, Manajemen Pelaksana, dan Tim Ahli dari Universitas Indonesia (UI), Universitas
Atma Jaya dan Indonesia Mengajar.
''Sesudah masuk ke dalam ekosistem pun akan dievaluasi lagi oleh Manajemen Pelaksana, Tim
Ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan oleh Peserta melalui ulasan dan rating," katanya.
Sebelumnya Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah melakukan 3 survei evaluasi.
Survei evaluasi pertama diikuti oleh 2,4 juta peserta dan survei kedua dengan 293 ribu peserta.
Survei ketiga masih berlangsung saat ini.
Hasil survei mencatat 81 persen peserta belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus
sebelumnya. Lebih dari 84 persen menyatakan pelatihan kompetensi, baik skilling, reskilling
maupun upskilling . Selain itu, 92 persen menyatakan akan melampirkan Sertifikat Pelatihan
109