Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 FEBRUARI 2021
P. 152

LEGISLATOR PKS : JANJI PEMBERANTASAN SINDIKASI PMI, PEMERINTAH
              KEBOBOLAN DI AWAL TAHUN 2021
              Laporan  Wartawan  Tribunnews.com,  Vincentius  Jyestha,  JAKARTA  -  Pemberantasan  Mafia
              Penempatan Ilegal Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja indonesia (TKI) ke Luar
              Negeri merupakan program pertama dari 9 program Prioritas BP2MI.

              Program ini dinyatakan oleh Kepala BP2MI sebagai fokus utama tahun pertama implementasi
              Rencana Strategis BP2MI 2020-2024, karena pengiriman ilegal ini menjadi akar permasalahan
              tata kelola PMI.

              BP2MI  menginformasikan  bahwa  dari  laporan  tahun  2020  telah  diterima  sekitar  1.725
              pengaduan, dimana 67,4 persen dari pengaduan tersebut tentang pemberangkan PMI secara
              illegal.

              Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mendapat laporan jika di awal tahun
              2021  ini  masih  terjadi  penempatan  ilegal  PMI.  Mufida  menyebut  pemerintah  dan  BP2MI
              kebobolan  lagi  dalam  perlindungan  PMI  di  awal  tahun  2021  Mufida  menyitir  laporan  adanya
              kasus  penempatan  ilegal  PMI  di  beberapa  wilayah  kerja  BP2MI  antara  lain  Banjarbaru  dan
              Kapuas Hulu.

              "Kami mendapat informasi ada keberangkatan PMI non prosedural ke Malaysia melalui jalan tikus
              di salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Sangat prihatin
              dan miris hati saya mendengar info ini," ujar Mufida, kepada wartawan, Jumat (5/1/2021).

              "Kasihan teman teman PMI yang sering tertipu, padahal teman-teman sudah keluar uang hanya
              untuk mendapat pekerjaan di negara lain dikarenakan sempitnya lapangan kerja di dalam negeri.
              Tak jarang dari PMI yang akan berangkat harus menjual aset keluarga atau bahkan berhutang.
              Negara harus hadir memberikan kemudahan jalan pada PMI," imbuh.

              Menurutnya kebobolan awal tahun ini harus diperbaiki dengan meningkatkan sistem screening
              di  banyak  pintu  keluar  PMI,  termasuk  screening  ke  perusahaan  pengiriman.  Juga  harus
              ditegakkan amanat Undang-Undang tentang sanksi terhadap pengirim PMI yang nonprosedural.

              Selain itu, BP2MI bersama Kemnaker harus secara intensif melakukan sosialisasi kepada para
              PMI yang akan pergi, khususnya selama pandemi.

              "Regulasi  tentang  pemberangkatan  PMI,  harus  mudah  diimplementasikan  dengan  biaya
              administrasi ditanggung oleh pemerintah," terang Mufida.

              Mufida  menekankan  screening  terhadap  perusahaan  pengiriman  juga  mutlak  ditegakkan.
              Pengawasan bagi yang memperoleh izin juga tidak boleh dikendurkan. Hal ini harus ditingkatkan
              untuk melindungi PMI dari ancaman penipuan, pemerasan dan hal buruk lainnya.
              "Di  era  pandemi  ini  beberapa  pihak  pengirim  PMI,  mungkin  menggoda  calon  PMI  dengan
              menjanjikan  pekerjaan  di  luar  negeri  tetapi  secara  nonprosedural.  Negara  tidak  boleh  kalah
              dengan pengiriman PMI nonprosedural ini," kata Mufida.

              Lebih lanjut, Mufida mengatakan negara harus menyiapkan sistem yang jauh lebih mudah dan
              membantu PMI agar tetap bisa mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri dengan aman
              dan terlindungi, khususnya di masa pandemi ini.

              "Sampaikan  dan  tunjukkan  jika  proses  bekerja  di  luar  negeri  lewat  jalur  resmi  mudah  dan
              terjamin aman. Adalah kewajiban negara untuk menyediakan layanan tersebut sebagai wujud
              perlindungan negara terhadap PMI," pungkasnya.


                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157