Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2020
P. 44

(ABK) penangkap ikan milik Tiongkok. Selama satu tahun lebih menjadi ABK, ia bekerja dengan
              jam yang panjang tanpa mendapat gaji bulanan sebesar US$180 ataupun bonus sebesar USS400
              dan bonus tahunan US$1.000.

              "Masalah berawal pada Juni 2012, semua kapal milik Tiongkok tempat saya bekerja bersandar
              karena  perusahaan  mengalami  kebangkrutan.  Kapal  tempat  saya  bekerja  sekitar  15-16  hari
              bersandar  di  pelabuhan  terdekat.  Kemudian  kapten  kapal  dan  ABK  Tiongkok  pulang  ke
              negaranya  sementara  ABK  asal  Myanmar  dan  Indonesia  diminta  bertahan  di  atas  kapal.
              Menunggu enam bulan tidak ada jemputan sampai stok makanan dan solar untuk penerangan
              kapal habis," paparnya di depan Majelis Hakim MK yang diketuai Anwar Usman.

              Mereka berhasil pulang setelah pemerintah Tobago berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI
              di Karakas, Venezuela, dan pemerintah Indonesia berkomitmen menuntut perusahaan agar hak-
              hak ABK dibayarkan.

              Direktur Utama PT Kartigo didakwa memalsukan dokumen dan dikenai hukuman atas tindak
              pidana  perdagangan  manusia  dengan  hukuman  pidana  badan  1  tahun  penjara  dan  denda
              restitusi sebesar Rpl miliar pada 2014. Menurut Imam, PT Kartigo hanya salah satu kasus dari
              banyak  kasus  serupa.  Oleh  karenanya,  ia  meminta  MK  tidak  mengabulkan  permohonan
              pengujian  UU  Perlindungan  Pekerja  Migran  yang  diajukan  Aspataki  untuk  membatalkan
              ketentuan dalam sejumlah pasal UU Perlindungan Pekerja Migran. "Pengujian UU tersebut tidak
              tepat dan apabila dikabulkan akan berpotensi tidak tercapainya perlindungan pekerja migran
              Indonesia," ujarnya

              Hakim konstitusi Anwar Usman pada sidang tersebut menyampaikan persidangan perkara No
              83/PUU-XVII/2019 itu sudah memasuki sidang akhir. Karena itu, majelis hakim meminta para
              pihak menyerahkan kesimpulan paling lambat Kamis (24/9) pukul 11.00 WIB serta melampirkan
              keterangan dari sanksi dan surat perjanjian kerja sebagai bukti.

              (Ind/P-5)

              Caption :

              PERLINDUNGAN  PEKERJA  MIGRAN  :  Ketua  Mahkamah  Konstitusi  Anwar  Usman  (tengah)
              memimpin  sidang  permohonan  pengujian  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang
              Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  terhadap  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik
              Indonesia Tahun 1945, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, kemarin. Agenda sidang mendengarkan
              keterangan saksi pihak terkait Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).



























                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49