Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2020
P. 39

"Pemerintah haius lebih fleksibel. Untuk itu, dana pendidikan abadi Rp400 triliun dari pemerintah
              perlu diimbangi dengan dana untuk pendidikan jangka pendek atau pelatihan," ujar Bob, Rabu
              (16/9).

              Bob berpendapat dana yang dikucurkan pemerintah untuk pendidikan berbasis pelatihan masih
              di bawah Rp1 triliun. Hal tersebut menjadi indikator utama penyebab kurangnya skill adjustment
              angkatan kerja di Tanah Air.

              Dalam kaitan itu, Kadin mengusulkan kepada pemerintah agar meningkatkan anggaran untuk
              pengembangan sumber daya manusia (SDM), terutama bagi pendidikan berbasis praktik atau
              vokasi.
              ''Apalagi,  pemerintah  sendiri  yang  mendorong  supaya  pendidikan  vokasi  berkembang,  tetapi
              politik anggarannya lebih ke pendidikan jangka panjang. Sementara itu, di negara lain, ada yang
              namanya skill development fund, baik dari pemerintah maupun dari perusahaan," tegasnya.

              Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 131,03 juta pekerja di Indonesia pada 2020,
              sebanyak 56,50% mengadu nasib di sektor informal.

              Adapun, persentase penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke bawah masih paling dominan
              dengan 38,89% dari total tenaga kerja. Pekerja lulusan SMP sebanyak 17,93%, SMA 18,34%,
              SMK 11,83%, Diploma 2,79%, dan universitas 10,23%.

              Di  sisi  lain,  mengacu  pada  konsep  pergeseran  tatanan  dunia  kerja  pascapandemi,  menurut
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  pemerintah  menginginkan  angkatan  kerja  yang  memenuhi
              kriteria literasi digital, soft skill, kompetensi, dan produktivitas.

              Guru  Besar  Universitas  Krisnadwipayana  sekaligus  pakar  ketenagakerjaan  dan  hubungan
              industrial  Payaman  Simanjuntak  menilai  pemerintah  tetap  harus  menggenjot  pelaksanaan
              program pembelajaran vokasi dari Februari hingga April 2021 sehingga penyerapan tenaga kerja
              bisa  dioptimalkan  sesuai  dengan  target  industri  untuk  mengebut  investasi  pada  semester
              11/2021.

              Namun  demikian,  pemerintah  juga  harus  mempersiapkan  diri  dari  segi  anggaran.  Payaman
              mengatakan antara anggaran pendidikan jangka panjang dan jangka pendek harus seimbang.
              "Setidaknya, antara dua sektor pendidikan tersebut anggarannya 2 banding 3 lah," lanjurnya.

              Selain itu, pemerintah juga diminta berkoordinasi dengan investor untuk menjamin keterserapan
              tenaga  kerja  lokal. Menurut  Payaman, beberapa  hal  yang perlu  dikoordinasikan  adalah  jenis
              teknologi yang akan digunakan dan kompetensi yang diperlukan oleh perusahaan dari tenaga
              kerja RI.

              "Selama ini, kita hanya asal investasi saja. Tidak ditanya teknologi apa yang digunakan dan
              kompetensi apa yang diperlukan. Jadi, kalau yang masuk perusahaan dari China, ya tenaga kerja
              China saja yang diserap," tegasnya.

              OPTIMALKAN WAKTU

              Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Education Regulations & Development Analysis Indra
              Cha-rismiadji  mengatakan  pemerintah  perlu  segera  membuat  cetak  biru  sistem  pendidikan
              nasional agar proses belajar mengajar yang saat ini berubah akibat pandemi tidak melahirkan
              angkatan kerja yang gagal menyesuaikan diri dengan kebutuhan investasi dan industri.
              "Migrasi dari sistem pembelajaran luring menjadi daring sebenarnya bukan masalah. Problem
              besar  dalam  pembangunan  SDM  adalah  tidak  adanya  cetak  biru  pendidikan  di  Indonesia
              sehingga hasilnya tidak maksimal," ujarnya.

                                                           38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44