Page 61 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 61

ke Arab Saudi untuk sektor domestik cukup tinggi," kata Menaker Ida dalam rapat kerja dengan
              Komisi IX DPR RI, dipantau virtual dari Jakarta pada Selasa.
              Ida juga menjelaskan bahwa proyek percontohan ( pilot project ) SPSK itu dilakukan sebagai
              bentuk upaya mengatasi banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berangkat tidak sesuai
              prosedur dengan menggunakan visa ziarah atau umroh.

              Indonesia dan Arab Saudi juga kini telah memiliki kesepakatan untuk mewujudkan tata kelola
              penempatan dan perlindungan yang lebih. Penyusunan dokumen kesepakatan juga telah disusun
              bersama dengan keterlibatan Kementerian Luar Negeri serta Badan Pelindungan Pekerja Migran
              Indonesia (BP2MI).

              Tata kelola baru dari pihak Saudi, kata Ida, seperti adanya departemen baru dalam struktur
              organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Arab Saudi untuk pelindungan
              pekerja domestik.

              Selain itu terdapat juga perbaikan dengan mulai digunakan sistem MUSANED, sebuah sistem
              berbasis elektronik yang dikembangkan Saudi yang salah satu fungsinya mempermudah pekerja
              migran mendapatkan e-visa.

              Pekerja migran kini juga diberi kesempatan untuk berganti majikan atau pengguna apabila terjadi
              pelanggaran terhadap hak-haknya.

              SPSK sendiri akan terintegrasi secara daring atau online dengan sistem milik Arab Saudi, mulai
              dari pendaftaran, seleksi, penempatan dan pemulangan.

              Pilot project SPSK itu akan berlaku untuk enam jabatan pekerjaan yaitu asisten rumah tangga,
              pengurus  bayi  (baby  sitter),  tukang  masak  keluarga,  perawat  lansia,  supir  keluarga,  dan
              pengurus anak (child care worker).
              Hubungan kerja pekerja Indonesia juga tidak akan langsung dengan pengguna perseorangan
              melainkan dengan syarikah atau perusahaan mitra penempatan PMI di Arab Saudi.

              Penempatan lewat SPSK rencananya akan dimulai pada akhir Februari 2021, tapi diundur karena
              pandemi  COVID-19  berdampak  dalam  bentuk  kebijakan  penutupan  negara  itu  akan  pekerja
              migran.

              Terkait akan dimulainya penerapan SPSK itu, anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mengatakan
              telah ada kemajuan dalam tata kelola penempatan pekerja khususnya dengan adanya sistem
              terintegrasi online.

              "Saya  kira  banyak  manfaat  yang  bisa  didapatkan  sehingga  bisa  mencegah  terjadinya
              penyimpangan mulai dari informasi, rekrutmen sampai pemulangan," ujar Yahya, menambahkan
              bahwa prosesnya tetap membutuhkan pengawasan yang ketat.

              Sebelumnya pemerintah pada 2015 telah menghentikan sementara (moratorium) penempatan
              PMI untuk pengguna perseorangan ke kawasan Timur Tengah yang terdiri dari 19 negara yaitu
              Arab Saudi, Aljazair Bahrain, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Mauritania, Mesir, Oman,
              Palestina, Qatar, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Yaman dan Yordania.

              .







                                                           60
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66